Mimpiku akan cinta

Audzubillahiminasysyaithanirrajim…
Bismillahirrahmanirrahim..

Pernahkan kita membayangkan siapa orang yang akan bersama-sama dengan kita kelak? Yang akan menjadi sandaran ketika kita lemah? Dan yang akan kita curahkan perasaan kita sepenuh hati.. karena dengannya .. bertambah kecintaan kita kepada Allah dan Rasulullah.. karena dengannya.. semakin kaya khasanah kita dalam memaknai sebuah kata cinta.. bukan hanya roman maupun picisan namun sebuah kata dengan sejuta makna..


Ntah kenapa tiba-tiba hati ini berandai.. akan sebuah settingan cerita .. bukan berarti hal tersebut adalah yang benar-benar dinginkan.. sampai-sampai tidak mengindahkan apa yang telah direncanakanNya.. namun hanya sekedar harap yang sedikit.. Laa hawla wa laa quwwata illa billah.. sungguh tak ada yang mampu menandingi kuasaNya.. dan segala yang Dia kehendaki adalah yang terbaik bagi kita,,, itu yang terus akan saya tanamkan…dan menggaung di hati..
Kembali ke settingan cerita itu.. (sekali lagi… fiktif belaka..)

Sepulang aku kuliah.. ketika aku berjalan menuju rumah yang telah ada di jarak pandang.. samar-samar kumelihat sebuah kendaraan yang tak asing lagi bagi ku.. (ntah itu motor atau mobil.. atau apa pun).. atau kemudian ketika aku akan memasuki pintu rumah, aku melihat alas kaki yang pernah.. bahkan sering pula kumelihatnya .. dan benda2 yang pernah aku lihat tersebut.. berada dekat dengan rumahku.. dan ketika itu, tampak ada yang sedang bertamu.. karena pintu depan.. untuk masuk ke ruang tamu terbuka lebar, tanpa aku tau syapa gerangan yang sedang bersilaturahim ke rumah..


Lalu aku pun memasuki pintu samping rumah.. agar tidak mengganggu mereka yang sedang bertamu dengan kedatanganku..apalagi sepulang aku menjalankan aktivitas yang pastinya lelah dan mulai lusuh (hehe..),,takut raut ini mengganggu keramahtamahan jamuan tsb.. kemudian mba aku,, seperti biasa akan membukakan pintu samping,, namun ada yang berbeda.. seutas kalimat tidak biasa meluncur dari bibirnya, masih sama dengan logat sunda,

“Ehh.. ini dia teh dena udah pulang.. ibuu,, ini nih.. teh dena udah pulang..”.. lalu aku keheranan,

“ada apa mba?” .. belum sempat si mba menjawab pertanyaanku.. nenek kemudian langsung menyambutku dengan raut gembira.. yang ntah kenapa..

“Dena.. akhirnya la datang,, dari tadi ditungguin..”.. samar-samar terdengar perbincangan di ruang tamu,, ada suara aki ku.. suara seorang bapak2 dan ibu2.. jugaa,, ada suara lelaki yang sepertinya aku pernah mendengarnya..

“ada apa nek?” aku pun bertanya masih dengan raut yang keheranan…

“Ada keluarga yang menunggu dena.. ada yang ingin disampaikan katanya.. tadi nenek juga sudah telfon papa mama,, papa mama bilang, terserah dena saja akan menjawab apa.. karena nenek aki juga sebenarnya sudah melihat niat baik dia.. dia juga orang yang bertanggung jawab, pintar, mapan, sopan.. dan yang terpenting.. muka nya bersinar.. tanda sering wudhu.. sikapnya pun tawadhu.. menandakan ketundukannya pada sang Khalik.. tinggal dena saja melihat,, katanya dia sudah kenal dengan dena..dena juga kenal dengan dia..”

Jujur.. butuh waktu yang lama untuk mengurai kalimat-kalimat bruntun yang nenek sampaikan.. dengan kondisi lelah sepulang kuliah tersebut,, daya konsentrasi pun sudah cukup menurun pada jam-jam tersebut..

“Cepat laa. Mandi dulu,, bersih-bersih, nanti langsung ke ruang tamu yaa.” Nenek menyadarkanku dari fikiran yang berputar untuk mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi..

Aku pun berjalan menuju kamar,, usahaku untuk mengintip ke ruang tamu pun gagal.. karena aku baru sadar.. tidak ada kacamata yang bertengger di telinga sebagai alat bantu ku untuk melihat lebih jelas..

Kuturuti perintah nenek.. segera aku bersih-bersih, dan ntah kenapa.. aku ingin mengenakan baju berwarna merah muda kala itu.. baju itu adalah baju kesukaanku.. yang aku suka mengenakannya jika hatiku sedang cerah karena bahagia..

Selama bersih-bersih,, aku terus larut dalam putaran argumen dan asumsi akan kejadian yang sedang aku hadapi.. keanehan sepulang kuliah ini.. mungkin segera akan kutemukan jawabannya..

Kemudian aku pun keluar kamar, setelah memastikan diriku telah rapih untuk bertemu dengan tamu nenek dan aki.. ketika memasuki ruang tamu,, aku melihatnya.. yaaa .. dia.. sosok yang begitu aku kenal,, dia duduk dengan stelan yang sungguh rapih. Menunduk. Ntah kenapa,, di sampingnya duduk seorang ibu dan bapak.. yang sepertinya mereka adalah orang tuanya.. Serentak degup jantungku seakan sedang berlari, begitu cepat ritmenya.. kucoba mengatur pola nafasku..

“Nahh ini dena sudah selesai.. ayo dena sini duduk dekat aki..” kali ini akiku yang berbicara..

Masih dengan wajah bingung,, kuturuti perintah aki ku.. untuk duduk di sampingnya sambil terus menunduk dan beristighfar… sampai kemudian mulai terdengar perbincangan yang dimulai oleh bapaknya.. maksud kedatangan.. mengapa tiba-tiba.. sampai meminta jawabanku atas keinginannya..

Sambil terus beristighfar.. tak terasa pipiku basah.. basah oleh genangan air mata yang kemudian tumpah karena tak kuat lagi menampung banyaknya di sudut mata.. Asma Allah kian mengalir di bibir.. ntah pujian apa lagi yang pantas untuk mengagungkan kekuasaanNya.. Subhanallah.. walhmdulillah.. wa Laa ilaaha illallah.. wallahu akbar!! Sungguh tak ada daya dan kuasa melainkan atas seizinMu ya Allah.. dan inilah yang terjadi dalam hidupku.. secara tiba-tiba,, datang dengan tiba-tiba,, di waktu yang tiba-tiba pula.. dan kemudian membuatku menangis dengan tiba-tiba.. tangisan bahagia.. dan aku hanya bisa diam seraya mengangguk..

“Alhamdulillah..” kalimat syukur pun terurai oleh semua yang ada di ruangan ini.. nyaring.. hanya aku saja yang mengucapnya dengan lirih..

Dan dia.. sosok yang aku kenal.. masih dengan kepala yang tertunduk.. namun senyum mengembang.. pertanda kelegaan dan kebahagiaan.. sambil terus berucap syukur.. Ahhh.. syukurku lebih mendalam.. ketika aku membayangkan engkau lah yang akan menjadi imam ku kelak.. yang akan menjadi abi yang baik untuk anak-anak kita..


Bagaimana aku bisa menolakmu…
Sedangkan kau adalah sosok yang baik,,, yang aku mengenalmu dan kau pun mengenalku,,,

Bagaimana aku bisa menolakmu..
Sedangkan kau terus membuatku kagum akan besarnya cintamu kepadaNya.. akan ghirahmu yang terus mengangkasa..
dan pengorbananmu yang sungguh besar dalam menyusuri jalan dakwah…

Bagaimana aku bisa menolakmu…
Sedangkan sosok sepertimu lah yang aku idamkan sebagai seorang imam..

Bagaimana aku bisa menolakmu..
Ketika aku baru tahu sekarang,, kau menyimpan perasaan itu.. untuk kemudian kau sampaikan dengan cara yang baik dan sungguh menghormati iffahku sebagai wanita muslimah… sedangkan di luar sana, banyak yang tergilakan hanya karena cinta.. meninggalkan agenda yang penting hanya karena tak bisa menjaga kesucian cinta kepadaNya..
Bagaimana aku bisa menolakmu…
Ketika aku menyukai caramu menyimpannya hingga menyampaikannya sekarang..

Bagaimana aku bisa menolakmu…
Ketika kau sungguh memberikanku penyadaran yang arif, bahwa semua akan terasa indah pada waktunya..

Bagaimana aku bisa menolakmu..
Sedangkan aku yakin,, bahwa namamu lah yang telah tercatat di Lauhul Mahfudz untuk bersanding denganku..

Pantaskah aku menolakmu..
Ketika Allah menanugerahkan dirimu seutuhnya untukku yang jauh dari sempurna..


Sekelumit harapan dan asa..
Sambil terus berharap yang terbaik selalu dariNya..
Dan usaha keras untuk senantiasa menjaga kesucian cintaku padaNya..
Bilamana saat itu datang.. Cukup Allah saja lah yang mengetahui skenarionya..
Agendaku saat ini adalah terus memperbaiki diri.. terus beramal.. terus bermanfaat.. dan senantiasa yakin akan janjiNya..

“….dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…” An Nuur : 26.

Ayooo semangat!! Cinta Allah saja sebagai tujuan ...^_^

nisallinaapridini.wordpress.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

dh@_niza fanya mengatakan...

tapi kalau mnjalin hudungan bukan pacaran tapi sudah menjadi calon suami, apa ya itu juga dkatakan cinta yng sudah dicatatkan oleh Alloh di lauhul mahfudz?

Posting Komentar