PERHIASAN DUNIA AKHIRAT

Bismillahirrahmanirrahim....

Kenapa bidadari cemburu kepada wanita sholeha,..?

Karena ternyata Wanita Sholehah lebih mulia dari bidadari surga, keunggulannya yang digambarkan Rasulullah saw sebagai kelebihan yang tampak atas sesuatu yang tidak terlihat.

“ Ya..Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia yang sholeha ataukah bidadari yang bermata jeli? ”

Beliau menjawab, “ Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidari seperti kelebihan apa yang nampak dari apa yang tidak terlihat. ”

“ Mengapa wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari? ”.

Beliau menjawab,” Karena sholat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih berseri, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka (Bidadari) berkata, “ Kami hidup abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya. ” (HR Ath Thabrani, dari Ummu Salamah).

Inilah tangkai-tangkai cinderamata untuk para wanita sholeha yang mendamba surga…

Inilah mutiara-mutiara yang kemilaunya mempesonakan mata hingga membuat iri para bidadari yang bermata jeli itu dan para lelaki sholeh yang ingin menikahinya...

Inilah kuntum-kuntum bunga, yang harum wanginya melebihi wangi harum kesturi...

Duhai wanita sholehah kau kan menjadi idaman laki-laki sholeh karena pesonamu diatas pesona bidadari bermata jeli itu…

Tak salah sebuah kutipan kata dari `Aidh Al Qarni..
Ku tanamkan didalamnya mutiara..
Lalu,kubiarkan bersinar tanpa mentari & berjalan tanpa rembulan.
Kedua matanya adalah sihir,
Keningnya laksana pedang India.
Milik Allah-lah bulu mata,
leher dan kulit yang dicelup merah. “

Tidakkah engkau ingin seperti Fatimah atas kesungguhannya menjaga kehormatan diri dan suami.??

atau Tidakkah kau inginkan seperti Khodijah atas kelembutannya dan keibuannya,??

atau seperti Nusaibah binti Ka’ab seorang akhwat yang jago karate, yang melindungi Rasulullah ke manapun beliau bergerak dalam perang,??

Tapi…bilakah ingin sepeti ‘Aisyah yang suka bermanja dan ceria tentu.. Tidaklah mengapa, atau seperti Hafsah yang tetap bisa membentak dan tertawa terbahak..
Itupun tak apa-apa.

Banyak akhwat yang hanya menginginkan menjadi sosok seperti ‘Aisyah dan Khodijah, kenapa..??
Apa karena dua wanita Istimewa ini yang telah menjadi mujahidah terbaik bagi Rasulullah saw ,..??
.Tanyakan dalam hatimu,..??

Ukhti…janganlah konyol memaksakan diri menjadi orang lain dengan mengubah karaktermu. Tidakkah kau bangga atas Shibghah Allah atasmu,..?

Maka, cukuplah warna yang menjadi karakter menghiasi pesona akhlaqmu.

“ Shibghah Allah. Dan Siapakah yang lebih baik celupan warnanya daripada Allah? Dan padaNya sajalah kami beribadah. ” (Al-Baqarah 138).

Sungguh sesuatu yang kini membingkaimu (karakter dan akhlaq) adalah sesuatu yang indah yang Allah celupkan warna atasmu. Dan menjaganya untuk tetap menjadi mulia di manapun dan kapanpun adalah lebih baik.

Tetaplah jadi dirimu, bila kau memiliki karakter layaknya Aisyah yang senang bermanja dan ceria, yang begitu cemburu dan tentu pandangannya tak pernah liar karena hanya menjaga pandangan untuk Rasulullah saw. Tetaplah itu menjadi ke-khasanmu.

Duhai wanita sholehah, kau memang bukan bidadari tapi tidakkah kau inginkan agar bidadari cemburu padamu karena akhlaqmu yang begitu menawan hati?

Karena aku juga cemburu,.. karena akhlaq para shahabiyah yang kini telah menawan hatiku…

Karena aku begitu cemburu, karena ku inginkan rasa malu itu menjadi penghias akhlaq dan keimananku,.. yang menjadikan Khodijah, Aisyah, Fatimah, Hafsah dan shahabiyah yang lain lebih terjaga oleh rasa melebihi terjaganya seorang gadis dalam pingitan.

pada Ukhti Sholehah karena akhlaqmu yang begitu menawan itu.

Semoga bermanfa'at

Salah dan Hilaf andai ada kata yg kurang berkenan Mohon ma'afkan
Ana Andhika Al-Banjari insaniah fakir Hamba Allah yg tiada daya dan upaya
yg benar itu datangnya daripada Allah SWT dan yg salah itu datangnya
daripada kelemahan diri ana pula..

Salam Ukhuwah fillah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mesir: Masa Depan Baru

Masa depan Mesir berakar pada Islam, yakni agama dan cara hidup penduduknya

Ketika situasi di Mesir menjadi ekstrem setelah selama puluhan tahun dibawah penindasan beberapa rezim secara berturut-turut, kita berada dalam posisi di mana kita bisa mendiskusikan skenario potensial setelah penguasa muslim itu digulingkan. Hingga sekarang aturan yang brutal yang dilakukan rezim korup itu berhasil mempertahankan kekuasaan mereka melalui layanan para agen rahasia yang memastikan lumpuhnya setiap langkah bagi sebelum mendapatkan momentum apapun. Kejadian-kejadian di Tunisia telah menggema di seluruh dunia Arab dan kini mulai mendidih di Mesir, negara terbesar di dunia Arab.


Sementara massa di Mesir telah mendorong untuk perubahan rezim dan hanya masalah waktu sebelum rezim Mubarak tumbang, dengan menggaris bawahi keadaan setelah rezim Mubarak dibuang ke tempat sampah sejarah dan jika tidak maka ada kemungkinan nyata bahwa seruan perubahan ini dibajak oleh kekuatan-kekuatan asing. Menlu Inggris William Haag berada di Suriah pada miggu ini. Inggris merupakan sebuah negara yang kemungkinan besar akan ikut campur dalam perubahan ini. Mohamed ElBaradei telah kembali ke Mesir dengan beberapa ambisi yang dipertanyakan. Kepala Staf Mesir Lt.Gen.  Sami Annan berada di Washington pada tanggal 24 Januari 2011 dengan mengepalai suatu delegasi militer berpangkat tinggi. Utusan pejabat tinggi Amerika untuk Timur Tengah, Jeffrey Feltman, adalah pejabat asing pertama yang tiba di Tunisia setelah Presiden Zine El Abidine Ben Ali digulingkan.
Mengingat hal-hal tersebut, 3 bidang kebijakan digarisbawahi untuk Mesir:

Stabilitas Ekonomi - Mesir telah mengalami salah urus besar-besaran selama beberapa dekade terakhir. Menurut Bank Dunia, 40% dari penduduk Mesir, yakni sekitar 30,8 juta orang, hidup dalam kemiskinan. Ekonomi Mesir telah hancur sebagian besar oleh kebijakan rezim yang secara berturut-turut merusak diri sendiri. Mesir juga mengalami malapetaka di bawah reformasi ekonomi IMF dan Bank Dunia, Mesir dipaksa untuk memotong subsidi pangan dan merestrukturisasi ekonomi kepada jasa dan pariwisata. Perekonomian Mesir dan strukturnya adalah masalah yang terbesar karena tidak diarahkan kepada kekuatan sumber daya alam Mesir dari pertanian dan manufaktur.

Pada tahun 1960, Mesir bisa melakukan swasembada gandum, biji-bijian dll untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Pada tahun 1990 di bawah tekanan IMF dan Bank Dunia, Mesir dipaksa untuk merestrukturisasi ekonomi melalui peningkatan ekspor dan mengurangi ketergantungan pada pertanian. Sejak tahun 2000, Mesir telah mengalami berbagai bentuk kerusuhan pangan pada negara yang pernah melakukan swasembada pangan menjadi negara yang tergantung pada impor pangan. Makanan impor juga menyebabkan rakyat Mesir akan terkena kenaikan harga pangan karena pasar keuangan telah berspekulasi pada bidang komoditas. Saat ini Mesir memproduksi 8 juta ton gandum per tahun, yang sangat jauh dari kebutuhan sebesar 14 juta ton untuk memberi makan 80 juta penduduknya. Kekurangan ini dipenuhi dengan gandum yang diimpor dari Amerika Serikat, dengan dibiayai oleh uang yang berasal dari bantuan.

Dibawah Khilafah,  Terusan Suez di mana 5% minyak dunia melaluinya dan dianggap sebagai titik sumbatan. Mesir bisa mengenakakan biaya kargo untuk melaluinya dan melakukan penyulingan minyak mentah yang melewati pelabuhan-pelabuhannya yang akan menghasilkan miliaran dolar bagi negara. Mesir pada hari ini memiliki 9 kilang minyak yang memproduksi 710.000 barel minyak mentah per hari, yang bisa meningkat secara signifikan.

Dalam pertanian, lahan pertanian gurun yang ditawarkan secara teratur pada tingkat dan harga yang berbeda dibatasi hanya kepada sekelompok elit yang dipilih secara sangat hati-hati, yang kemudian mengambil keuntungan dari menjual secara eceran lahan pertanian gurun yang kuas. Hal ini mengubah lahan pertanian gurun menjadi tempat-tempat wisata. Khilafah akan meningkatkan produksi pertanian dalam negeri dan mengakhiri negara untuk menjadi pasar bagi pertanian AS. Itulah kebijakan pemerintah saat ini yang telah membuat Mesir bergantung pada impor.

Pemerintah yang bertanggung jawab - Pada tahun 1880-an, Mesir tidak mampu membayar hutang dan akibatnya, Kerajaan Inggris, yang merupakan negara pemberi pinjaman terbesar, menggunakan alasan ini untuk menduduki Mesir selama setengah abad berikutnya. Inggris mengangkat penguasa kaki tangannya yang setia kepadanya hingga Amerika muncul sebagai kekuatan dunia setelah PD itu mendapatkan pengaruh atas Mesir dan mendapatkan loyalitas penguasa Mesir secara berturut-turut. Rezim Mesir menormalisasi hubungan dengan Israel dan menekan segala tanda-tanda kebangkitan Islam. Selama kekuasaan para penguasa Mesir yang lama itu selalu ditopang oleh kekuatan-kekuatan eksternal dan karenanya mereka tidak pernah menjadi wakil rakyat dan akibatnya itu tidak pernah bertanggung jawab kepada rakyatnya sendiri. Kekuatan-kekuatan asing telah mendanai dan mempersenjatai rezim itu dan menjaga kesetiaan mereka.

Dibawah Khilafah, penguasa dipilih oleh rakyat dan mewakili rakyat. Setiap pengaruh asing menyebabkan dia diganti. Tanggung jawab praktis dilakukan melalui Majlis Ummah, sebuah dewan yang para anggotanya yang terpilih dapat bisa merupakan kaum Muslim, dan non-Muslim, laki-laki maupun perempuan. Para anggota itu mewakili kepentingan konstituen mereka dalam Khilafah. Majlis tidak memiliki kekuasaan legislatif tetapi memiliki banyak kekuatan yang bertindak untuk mengimbangi kekuasaan eksekutif Khalifah. Majlis memiliki hak untuk membuat daftar calon untuk jabatan Khalifah.

Visi - Kaum Muslim memiliki sejarah yang terkenal di Afrika, inilah yang menyebabkan 52% penduduk Afrika saat ini terdiri adalah Muslim. Islam datang ke Afrika Utara setelah Al Sham berada di bawah Islam. Dikenalnya Islam di benua itu diawali melalui penaklukan Mesir. Mesir ketika itu dihuni oleh berbagai macam orang, seperti Kristen Koptik, Yahudi dan Romawi. Demikian pula Afrika Utara adalah wilayah dimana orang Berber hidup di bawah dominasi Romawi. Bangsa Roma memandang Afrika sebagai koloni mereka dan melalui para penguasa kaki tangannya itu mereka mempertahankan cengkeramannya di benua itu. Serangkaian operasi militer untuk menaklukkan Afrika Utara dimulai pada tahun 663, dan kaum Muslim segera mengendalikan kota terbesar di Libya. Tripoli jatuh pada tahun 666 dan tahun 670 kaum Muslim menaklukkan Tunisia. Wilayah Maghrib yang sekarang terdiri dari Libya, Tunisia, Aljazair, dan Maroko, dan secara kolektif dikenal sebagai Bizantium provinsi Afrika akhirnya menyerah dan mengirimkan gelombang kejut di wilayah Romawi. Jatuhnya Mesir, yang merupakan keranjang roti bagi Kekaisaran Romawi, adalah kerugian Romawi  yang tidak pernah pulih.

Kaum Muslim membangun kota Qairouan (kira-kira delapan puluh kilometer di selatan kota Tunis modern). Kota ini menjadi ibu kota Islam Afrika. Awalnya merupakan lokasi pangkalan militer, seperti banyak pangkalan-pangkalan militer kemudian menjadi kota-kota dan pusat-pusat ilmu pengetahuan. Mesjid Al Qayeawm (Jamil Uqba) dibangun oleh umat Islam dan menjadi pusat ilmu pengetahuan dari seluruh wilayah Islam. Adalah kaum Muslim Baru Afrika Utara yang membawa Islam ke Eropa. Orang Berber yang masuh Islam, Tariq Bin Ziyad, kemudian memimpin pasukannya melintasi selat Gibraltar yang mulai terkenal dalam sejarah Islam di Eropa.

Sementara saat ini para penguasa di Afrika Utara secara berturut-turut menjual rakyatnya untuk kepentingan Barat, Islam menjadikan wilayah itu di masa lalu sebagai sebuah ilmu pengetahuan dan pintu masuk ke Eropa. Itu adalah visi Khilafah yang akan membawa Mesir sebagaimana yang terjadi di masa lalu. Khilafah tidak akan menjadi budak yang tunduk patuh kepada kekuasaan Imperial tetapi memiliki ambisi global seperti yang terjadi di masa lalu dengan memberikan visi dunia bagi penduduk di wilayah itu.

Kesimpulan

Saat ini, tekanan-tekanan  telah dibangun ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia Muslim dan sekarang rezim-rezim itu menawarkan remah-remah untuk memenuhi tuntutan  rakyat dan berusaha membeli mereka, dengan berharap mereka cukup puas untuk sesuatu yang sifatnya kosmetik yang akan muncul seolah-olah seperti kemenangan, tetapi sebenarnya hanya akan mempertahankan status quo rezim yang bobrok. Mungkin rezim itu akan menawarkan reformasi, beberapa kantung uang atau makanan, janji pemilihan atau bahkan wajah baru untuk menggantikan seorang tiran tua, tapi yang akan terus menindas mereka dan mencegah solusi nyata atas situasi bencana yang muncul. Perubahan yang nyata tidak datang melalui perubahan wajah. Tidak juga datang melalui reformasi yang lamban.  Melainkan melalui perubahan yang tiba-tiba, menyapu bersih,  tanpa kompromi dan bersifat komprehensif.

Perubahan yang sebenarnya adalah untuk menghapus sistem-sistem kafir di negeri-negeri Muslim  secara menyeluruh. Perubahan yang sebenarnya adalah untuk mengembalikan suatu sistim dimana penduduk di wilayah itu telah hidup di bawah Khilafah selama lebih dari seribu tahun. perubahan  Perubahan yang sesungguhnya adalah agar Umat membebaskan dirinya dari belenggu penindas dan kembali lagi untuk hidup di bawah naungan negara Khilafah Islam.


Sumber: Khilafah.com (30/1/2011)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KETIKA ALLAH BERKATA "T I D A K"

Ya Allah, ambilah kesombongan ku..
''TIDAK. BUKAN AKU YG MENGAMBIL,TAPI KAU YG HARUS MENYERAHKANYA !!!..

Ya Allah berilah aku kesabaran....
TIDAK.KESABARAN DI PEROLEH DARI KETABAHAN DALAM MENGHADAPI COBAAN. AKU TIDAK MEMBERI KESABARAN, ENGKAU HARUS MERAIHNYA SENDIRI !!!...

Ya Allah berilah aku ke bahagiaan....
TIDAK. AKU MEMBERI KEBAHAGIAAN DAN HIKMAH,SEDANGKAN KEBAHAGIAAN TERGANTUNG KEPADAMU SENDIRI !!!...

Ya Allah jauhkan Aku dari kesusahan...
TIDAK. PENDERITAAN AKAN MENJAUHKANMU DARI JERAT DUNIAWI DAN MENDEKATKANMU PADA KU !!!...

Ya Allah, beri aku segala yg menjadikan hidup ini nikmat...
TIDAK. AKU BERI KAU AKAL DAN KALBU SERTA AL-QURAN, SUPAYA KAU DAPAT MENIKMATI KEHIDUPAN !!!...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

AURAT dan JILBAB

Rasulullah bersabda :Ada dua golongan penghuni neraka yg aku belum pernah melihatnya yakni : LAKI-LAKI yg tangan mereka menggenggam cambuk yg mirip ekor sapi utk memukuli orang lain dan WANITA-WANITA yg berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.”

Wanita-wanita yg digambarkan Rasul dalam hadits di atas sekarang banyak sekali kita lihat. Bahkan itu sudah menjadi sesuatu yg mentradisi dan dianggap lumrah. Mereka adlh wanita-wanita yg memakai pakaian tapi telanjang. Sebab pakaian yg mereka kenakan tak dapat menutupi apa yg Allah perintahkan utk ditutupi.

Budaya barat adlh penyebab fenomena ini. Sebab pakaian yg tak layak tersebut bukanlah merupakan budaya masyarakat Islam dan tidak pula dikenal dalam tradisi masyarakat kita. Namun itu adl hal baru yg lantas diterima tanpa dikritisi. Tidak pula itu diuji dgn pertanyaan bolehkah ini menurut agama atau baikkah ini bagi kita dan pertanyaan lain yg senada. Boleh jadi krn perasaan rendah diri yg akut dan silau terhadap kemajuan barat dalam beberapa hal akhirnya banyak di antara kita yg menerima budaya barat dgn mata tertutup .

Namun di sana kita juga melihat fajar yg mulai terbit. Kesadaran utk kembali kepada budaya kita sendiri mulai tumbuh. Betapa sekarang kita banyak melihat indahnya kibaran jilbab di mana-mana. Di kampus di sekolah di pasar dan bahkan di terminal-terminal. Malah di beberapa negara barat muslimah-muslimah pemakai jilbab tak lagi sulit ditemukan. Jelasnya saat ini sudah tak ada lagi larangan utk mengenakan busana dan pakaian yg menutup aurat. Permasalahannya apakah jaminan kebebasan ini kemudian segera disambut oleh para muslimah kita dgn segera kembali mengenakan pakaian takwa itu atau tidak. Yang pasti alasan dilarang oleh si ini dan si itu kini tak berlaku lagi.

 AURAT WANITA DAN HUKUM MENUTUPNYA

Aurat wanita yg tak boleh terlihat di hadapan laki-laki lain adl seluruh anggota badannya kecuali wajah dan telapak tangan. Yang menjadi dasar hal ini adalah :.
Al-Qur’an surat Annur .Dan katakanlah kepada wanita-wanita yg beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yg biasa nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkkan khumur nya ke dadanya”

Keterangan Ayat ini menegaskan empat hal
1 Perintah utk menahan pandangan dari yg diharamkan oleh Allah.
2 Perintah utk menjaga kemaluan dari perbuatan yg haram.
3 Larangan utk menampakkan perhiasan kecuali yg biasa tampak.
   Para ulama mengatakan bahwa ayat ini juga menunjukkan akan haramnya menampakkan anggota badan tempat perhiasan tersebut. Sebab jika perhiasannya saja dilarang utk ditampakkan apalagi tempat perhiasan itu berada. Sekarang marilah kita perhatikan penafsiran para sahabat dan ulama terhadap kata ‘kecuali yg biasa nampak’ dalam ayat tersebut. Menurut Ibnu Umar RA. yg biasa nampak adl wajah dan telapak tangan. Begitu pula menurut  Imam Auzai dan Ibnu Abbas RA. Hanya saja beliau menambahkan cincin dalam golongan ini. Ibnu Mas’ud RA. mengatakan maksud kata tersebut adl pakaian dan jilbab.Said bin Jubair RA. mengatakan maksudnya adl pakaian dan wajah. Dari penafsiran para sahabat dan para ulama ini jelaslah bahwa yg boleh tampak dari tubuh seorang wanita adl wajah dan kedua telapak tangan. Selebihnya hanyalah pakaian luarnya saja.
4. Perintah utk menutupkan khumur ke dada.
 Khumur adl bentuk jamak dari khimar yg berarti kain penutup kepala. Atau dalam bahasa kita disebut jilbab. Ini menunjukkan bahwa kepala dan dada adl juga termasuk aurat yg harus ditutup.
Berarti tidak cukup hanya dgn menutupkan jilbab pada kepala saja dan ujungnya diikatkan ke belakang. Tapi ujung jilbab tersebut harus dibiarkan terjuntai menutupi dada.

 Hadis riwayat Aisyah RA bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah dgn pakaian yg tipis lantas Rasulullah berpaling darinya dan berkata :Hai Asma seseungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haid maka tak ada yg layak terlihat kecuali ini” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan. .

Keterangan Hadis ini menunjukkan dua hal :yakni (A). Kewajiban menutup seluruh tubuh wanita kecuali wajah dan telapak tangan. (B). Pakaian yg tipis tidak memenuhi syarat utk menutup aurat.
Dari kedua dalil di atas jelaslah batasan aurat bagi wanita yaitu seluruh tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan. Dari dalil tersebut pula kita memahami bahwa menutup aurat adl wajib. Berarti jika dilaksanakan akan menghasilkan pahala dan jika tidak dilakukan maka akan menuai dosa. Kewajiban menutup aurat ini tidak hanya berlaku pada saat solat saja namun juga pada semua tempat yg memungkinkan ada laki-laki lain bisa melihatnya.
Selain kedua dalil di atas masih ada dalil-dalil lain yg menegaskan akan kewajiban menutup aurat ini . Dari Al-Qur’an a. :Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu melakukan tabarruj sebagaimana tabarrujnya orang-orang jahiliyyah dahulu” .

Keterangan Tabarruj adl perilaku mengumbar aurat atau tidak menutup bagian tubuh yg wajib utk ditutup. Fenomena mengumbar aurat ini adl merupakan perilaku jahiliyyah. Bahkan diriwayatkan bahwa ritual haji pada zaman jahiliyyah mengharuskan seseorang thawaf mengelilingi ka’bah dalam keadaan bugil tanpa memandang apakah itu lelaki atau perempuan.Konteks ayat di atas adl ditujukan utk istri-istri Rasulullah. Namun keumuman ayat ini mencakup seluruh wanita muslimah.

Kaidah ilmu ushul fiqh mengatakan ‘Yang dijadikan pedoman adl keumuman lafadz sebuah dalil dan bukan kekhususan sebab munculnya dalil tersebut . “ Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lbh mudah utk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

 Keterangan Jilbab dalam bahasa Arab berarti pakaian yg menutupi seluruh tubuh bukan berarti jilbab dalam bahasa kita . Ayat ini menjelaskan pada kita bahwa menutup seluruh tubuh adl kewajiban tiap mukminah dan merupakan tanda keimanan mereka.

Hadis Rasulullah bahwasanya beliau bersabda ‘Ada dua golongan penghuni neraka yg aku belum pernah melihatnya
Laki-laki yg tangan mereka menggenggam cambuk yg mrip ekor sapi untk memukuli orang lain dan wanita-wanita yg berpakaian namun telanjang dan berlenggak lenggok. Kepalanya bergoyang-goyang bak punuk onta. Mereka itu tidak masuk surga dan tidak pula mencium baunya. Padahal sesungguhnya bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian dan sekian.

Keterangan Hadis ini menjelaskan tentang ancaman bagi wanita-wanita yg membuka dan memamerkan auratnya. Yaitu siksaan api neraka. Ini menunjukkan bahwa pamer aurat dan buka-bukaan adl dosa besar. Sebab perbuatan-perbuatan yg dilaknat oleh Allah atau Rasul-Nya dan yg diancam dgn sangsi duniawi atau azab neraka adl dosa besar.

SYARAT PAKAIAN PENUTUP AURAT WANITA

Pada dasarnya seluruh bahan model dan bentuk pakaian boleh dipakai asalkan memenuhi syarat-syarat berikut (1). Menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.(2). Tidak tipis dan tidak transparan (3). Longgar dan tidak memperlihatkan lekuk-lekuk dan bentuk tubuh (4). Bukan pakaian laki-laki atau menyerupai pakaian laki-laki.(5). Tidak berwarna dan bermotif terlalu menyolok.Sebab pakaian yg menyolok akan mengundang perhatian laki-laki. Dengan alasan ini pula maka maka membunyikan perhiasan yg dipakai tidak diperbolehkan walaupun itu tersembunyi di balik pakaian. .

sumber file al_islam.chm

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Indahnya mendekati Allah SWT

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
“Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jamaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.”

Sungguh indahnya hadist tersebut !

Hadits itu membuka hati kita yang kadang-kadang terasa jauh dengan-Nya. Mungkin karena kita bergelimang dosa, malas atau merasak tidak ada kekuatan karena begitu sibuk kita dengan kehidupan sehari-hari mengejar karir, ujian atau uang. Kita lupa sehingga hati terasa gersang, tidak ada lagi keinginan untuk mendekati-Nya.

Ucapan Rasulullah ini menunjukkan betapa indahnya kehidupan ini. Tidak ada kata kata terlambat dalam mewujudkan indahnya dalam mendekati Allah SWT.

Allah itu dekat, dalam surat Al Baqarah. : 186

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Allah lebih dekat dari urat leher seperti dalam Surat Qaaf:16

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya

Jika kita merasa jauh karena kurang ilmu, banyak kesalahan, sedang marah, kesal, dibebani berbagai persoalan hidup, satu desiran hati mendekati-Nya akan dibalas dengan pendekatan lebih cepat Ilahi Rabbi.

Inilah sebuah aksioma dalam kehidupan yang tidak bisa diperoleh dari manusia. Zat Maha Agung ini akan berlari mendekati kita manakala kita berjalan mendekatiNya. Satu langkah kecil namun karena yakin Allah Yang Maha Pengasih akan menyayangi hambanya akan dibalas dengan berlipat ganda.

Meski diri sedang malas sekalipun kalau ada desiran, ucapan bahkan tindak tanduk kita, maka segera Allah akan merangkul kita dalam Cinta-Nya.

Saat kita membaca artikel ini, tanda bahwa kita melangkah dekat kepada Allah SWT.

Wallahu’alam bishawab

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PERNIKAHAN ITU MEMBUKA TABIR RAHASIA

 bagi para suami....

pernikahan itu…
membuka tabir rahasia, bahwa isteri yang kita nikahi…
tidaklah secantik Zulaikha… tidaklah selembut Aisyah,
tidaklah setakwa Maryam… tidak pula setabah Fathimah,
apalagi semulia Khadijah…
akan tetapi dia hanyalah perempuan akhir zaman yang ingin memperbaiki diri, tuk belajar menjadi seorang wanita yang shalihah…
ia adalah wanita yang tidaklah sempurna, sehingga ia merasa sempurna ketika Tuhan menakdirkan kita hadir dalam kehidupannya, tuk selalu setia menemaninya saat senang maupun susah…

pernikahan itu… mengajarkan kita kewajiban bersama…
jika isteri menjadi tanah, kitalah langit penaungnya
jika isteri ladang tanaman, kitalah pagar penjaganya
jika isteri adalah murid, kitalah pembimbingnya
jika isteri bagaikan anak kecil, kitalah tempat bermanjanya
saat isteri menjadi madu, teguklah sepuasnya
seketika isteri menjadi racun, kitalah penawar bisanya
seandainya isteri tulang yang bengkok, maka lemah lembutlah saat meluruskannya …
pernikahan menyadarkan suami isteri, perlunya iman dan takwa, tuk bersama meniti sabar dalam menggapai ridhaNya…


bagi para istri.....

pernikahan itu…
menyingkap tabir rahasia, bahwa suami yang kita nikahi…
tidaklah setampan Yusuf… tidaklah segagah Musa,
tidaklah setaat Ibrahim… tidak pula setabah Ayyub,
apalagi semulia Muhammad…

akan tetapi dia hanyalah laki-laki akhir zaman yang ingin memperbaiki diri, tuk belajar menjadi seorang pria yang shalih…
ia adalah pria yang tiadalah sempurna, sehingga ia merasa sempurna ketika Tuhan menakdirkan kita hadir dalam kehidupannya, tuk selalu setia di sampingnya saat senang maupun susah…

pernikahan itu… mengajarkan kita tanggung jawab bersama…
jika suami menjadi rumah, kitalah penghuninya
jika suami nahkoda kapal, kitalah pembaca petanya
jika suami bagai anak kecil yang nakal, kitalah penuntun kenakalannya
saat suami menjadi raja, nikmatilah anggur singgasananya
seketika suami menjadi bisa, kitalah penawar racunnya
seandainya suami sedang marah, maka bersabarlah saat memperingatkannya…
pernikahan menginsyafkan suami isteri, perlunya iman dan takwa, tuk bersama meniti sabar dalam mencari ridhaNya…

pernikahan itu… bagaikan sebuah bahtera…
bahtera yang bersandar di pelabuhan itu memang aman dan nyaman, namun bukanlah itu tujuan dibuatnya bahtera… begitu pula bahtera rumah tangga, akan selalu ada terpaan gelombang yang menerjang, pun badai cobaan yang menghadang… kadang kecemburuan, kadang perselisihan, kadang fitnah, kadang perdebatan, kadang saling mendiamkan, kadang menipisnya kepercayaan, atau kadang tak sejalan… adalah hal yang lumrah dalam rumah tangga pernikahan… maka kesabaran, kerendah hatian, kelemah lembutan, berlapang dada, saling memahami dan saling memaafkan, adalah kunci utama tuk menjaga ikatan suci pernikahan…

pernikahan itu… kebahagiaan sesungguhnya bukan pada…
menggunungnya harta yang kita kumpulkan, atau kelapangan hidup yang selalu kita dapatkan… apabila ternyata semua itu hanyalah cobaan, atas segala kelalaian kita akan kampung halaman abadi yang Dia janjikan… bila semua itu menjadikan kita hamba ketenaran, yang berlomba dalam kemewahan, tak peduli lagi mana halal mana haram, hingga tibanya hari yang dijanjikan… maka pada hari itu, para kekasih saling mengingkari, suami isteri yang di dunia dulu seperti putri dan pangeran, kini mereka bermusuhan dan saling menyalahkan… sebab mereka dahulu tidak saling melarang dalam keburukan… dan adakah kerugian yang lebih perih bila sampai kita digiring ke dalam neraka yang dinyalakan…

pernikahan itu… kebahagiaan sesungguhnya ada pada…
barakahnya rezeki yang kita kumpulkan, serta diberikanNya kita petunjuk dalam keimanan, ketakwaan, dan ketaatan, hingga tibanya hari yang dijanjikan… maka pada hari itu, para kekasih saling dipertemukan, karena seorang kekasih akan bersama lagi dengan yang dikasihinya, seorang isteri akan kembali bersama suami yang dicintainya… sebab mereka dahulu saling bersabar dalam melakukan kebaikan… dan adakah keuntungan yang lebih indah dari diucapkannya salam yang iringi kita bersama orang-orang yang kita cintai tuk masuk ke dalam syurga abadiNya yang ditinggikan…

pernikahan itu… bukanlah sebuah pertemuan…
antara malaikat dan bidadari…
melainkan pertemuan antara seorang adam dan seorang hawa…
yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan,
oleh karena itulah mereka saling melengkapi…
maka janganlah menuntut terlalu tinggi pada sang isteri
karena justru kita sendirilah yang akan tersentak, atas kekurangan diri…
ternyata kita bukan Rasulullah yang begitu adil dan bijaksana,
ternyata kita bukan pula Ali yang begitu berkasih sayang pada keluarga…

maka janganlah menuntut terlalu tinggi pada sang suami
sebab justru kita sendirilah yang akan tersentak, atas kelemahan diri…
ternyata kita bukan Khadijah yang begitu sempurna dalam menjaga,
ternyata kita bukan pula Fathimah yang begitu setia dalam sengsara…

mengapa kita terlalu mendamba isteri sehebat Khadijah, andai diri tak semulia Rasulullah…
mengapa kita terlalu mencari isteri secantik Bilqis, andai diri tak sehebat Sulaiman…
mengapa kita terlalu mengharap suami setampan Yusuf, andai kasih tak setulus Zulaikha…
mengapa kita terlalu mencari suami seteguh Ibrahim, andai diri tak setabah Hajar dan Sarah…
kita ini hanyalah lelaki dan perempuan akhir zaman, yang ingin saling memperbaiki diri tuk belajar menjadi pria dan wanita yang shalih dan shalihah… dan bersama membangun keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah…

By: Irfani Latif
from: mlis uje jamaah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BAGAIMANA MUNGKIN CINTA (???)

Assalamu'alaykum wr.wb

kembali hadir dengan catatan-catatan penuh cinta
Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).

Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.

Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.

Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.

Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.

Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.

Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.

Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.

Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..

Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.

Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan

Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…

Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.

Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:

1) Iman yang kuat

2) Ikhlas dalam beramal

3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.

yudimuslim

catatan ini saya share untuk menjadi bahan tafakur bagi saya pribadi. Semoga memberi manfaat bagi kita semua. Sesungguhnya hanya kepada Allahlah kita bergantung, titipan cinta ini hanya kepadaNYA lah bermuara. Tiada yang lebih patut di cintai selainNYA. Mari kita bersama-sama meluruskan niat dalam mencintai calon suami/istri kita. Atau yang sudah menikah, seberapa besarkah perbandngan cinta untuk suami/istri dengan cinta anda kepada yang maha sumber Cinta.

Salam hangat Ummy Annisa

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Duhai hati...tetaplah istiqomah

Seorang anak kecil datang menghampiri ibunya. Ia merengek minta dibelikan sepatu baru. Di sekolah ia diejek karena sepatunya sudah usang dan banyak tambalan. Dengan berbagai alasan ia utarakan agar ibunya mau membelikan sepatu baru.

Dengan mata berkaca-kaca, sederet kalimat ini keluar dari mulut ibunya, “Nak, kamu kan sudah besar. Kamu harus mengalah dengan adik-adikmu. Mereka butuh uang untuk sekolah mereka nanti. Uangnya ibu tabung untuk mereka. Kalau ibu pakai uang itu untuk membelikan kamu sepatu baru, lalu adik-adikmu sekolah pakai uang siapa? Apa kamu mau adik-adikmu tidak bersekolah?”

Anak kecil tadi tiba-tiba terdiam. Ia terlihat seperti anak remaja yang sudah bisa berpikir cukup berat dan bijak. Digoyang-goyangkan kepalanya sambil mengusap air mata yang tadi keluar deras dari kelopak matanya. Lalu ia berkata, “Bu, kalau nanti adik-adik sudah bisa sekolah. Terus kalau ada sisa uang, belikan sepatu ya..”Anak itu mengatakan kalimat itu dengan terbata-bata, seperti ia tidak rela dengan hal itu tapi ia dipaksa oleh kondisi untuk mengikhlaskan apa yang menjadi kehidupannya. Mendengar itu sang ibu memeluk anaknya dengan erat. Ia tidak menyangka anaknya dapat memahami apa yang terjadi hari ini dengan keluarga mereka. Ia heran anaknya sudah mampu berkata bijak seperti tadi ia dengar.

***

Duhai hati..

Letih yang engkau rasakan selama ini mungkin tak sebanding dengan letihnya hati mereka dalam menapaki kehidupan ini. Di dalam keletihan itu, mereka memahami bahwa letihnya mereka akan membuat mereka menjadi orang-orang seperti yang dicitakan. Lalu bagaimana denganmu wahai hatiku.. Baru sebentar saja engkau merasa letih tapi kau sudah merintih bagai seribu tahun kau mengalaminya.. Malulah pada mereka yang merasa letih tetapi mereka memaknai letihnya sebagai sesuatu yang dapat mengantarkannya pada sebuah kebahagiaan.. Bukankah orang yang berjuang dan berkorban itu letih? Bukankah akhir dari perjalanan orang yang berjuang dan berkorban itu sebuah kebahagiaan jika dijalani dengan ikhlas dan penuh kesungguhan??

Duhai hati..

Lelah memang terus menerus hal-hal kurang mengenakkan itu menerpa hidupmu. Tetapi jika kau renungi kembali kisah di atas, perjuangan mereka tidak mengenal lelah. Setiap lelah menghinggapi mereka, mereka beristirahat dan kemudian bangkit berjuang kembali. Mereka paham kalau diamnya mereka tak dapat membuahkan hasil apapun bagi kehidupannya. Mereka yakin perjuangan dan pengorbanannya selama ini, berlelah-lelahan, akan berbuah sebuah kebahagiaan yang tak dapat tergantikan nikmatnya. Lalu bagaimana denganmu wahai hatiku.. Baru sebentar saja kau diberi cobaan dan ujian tapi kau sudah merasa lelah dan menyerah.. Malulah kau pada mereka yang tak punya apa-apa tapi mereka tetap istiqamah berjuang dan berkorban hingga cita-cita mereka tercapai.. Bukankah orang yang berjuang dan berkorban itu lelah? Bukankah akhir dari kelelahan orang yang berjuang dan berkorban itu sebuah kebahagiaan jika dijalani dengan ikhlas dan penuh kesungguhan??

Duhai hati..

Sakit yang terus menyapamu selama ini adalah ujian dan cobaan dari Allah seberapa kokohnya engkau menjalani apa-apa yang engkau yakini atas-Nya. Dia ingin tahu seberapa seriuskah engkau dalam menapaki jalan kehidupan yang sudah Dia gariskan. Sakit yang Dia berikan adalah sebuah perhatian khusus-Nya kepadamu. Dia masih sayang kepadamu dengan memberikan ujian dan cobaan. Andai saja kau tak merasa diuji dan diberi cobaan, maka kau akan merasa aman-aman saja, padahal kau sedang berada di tepian jurang yang menganga lebar dan siap menerkammu kapan saja kau lengah..

Duhai hati..

Capeknya dirimu menghadapi segala permasalahan yang engkau temui di sekitarmu, itulah yang terus mengajarkanmu untuk dapat memahami sekelilingmu dengan lebih baik lagi. Di kananmu ada orang-orang yang engkau sayangi dan kasihi. Di depanmu ada orang-orang yang engkau hormati. Di kirimu ada orang-orang yang engkau senantiasa bercengkerama dengannya. Di belakangmu ada orang-orang yang selalu mendukungmu dalam tiap doanya meski kau tak pernah tahu.

Duhai hati..

Seorang ustadz pernah menyampaikan, jika tak senang dengan sepatumu yang lusuh, ingatlah mereka yang tak berkaki namun tak mengeluh. Semoga kita selalu dapat mengingatnya duhai hati.. Seberapa letih, lelah, dan sakitnya engkau.. Masih ada orang-orang yang merasakan itu lebih dari kita tetapi mereka tetap tak mengeluh.. Ada saja cara mereka untuk menyemangati diri.. Ada saja sugesti untuk membuat diri mereka semangat.. Ada saja pemikiran positif yang mereka punya hingga mereka tetap bersemangat.. Ada saja cita-cita yang ingin mereka gapai hingga semangat itu tetap terpatri di dada mereka..

Duhai hati..

Tetaplah istiqamah..

Walau itu berat bagimu..

Percayalah kau mampu menjalaninya..

Asalkan kau selalu menyertakan Allah dalam segala hal..

Terpautnya kau duhai hatiku pada Sang Khalik..

Akan membuatmu semakin cantik dan tangguh..

Karena kau adalah mutiara di lautan..

Yang akan terus terjaga sampai masa memisahkan..

Duhai hati.. Tetaplah istiqamah..


http://www.dakwatuna.com/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Yakinlah! Yakinlah Kepada-Nya

 Kunci tauhid itu satu: YAKIN.
YAKIN bahwa hanya Allah yang Maha Kuasa terhadap apa yang terjadi di dunia ini
YAKIN bahwa apapun yang terjadi pada diri kita, itu semua atas kehendak Allah
YAKIN bahwa Allah menghendaki kebaikan dan keburukan yang menimpa diri kita dengan suatu tujuan
YAKIN bahwa dalam setiap kejadian yang menimpa kita, itulah keputusan terbaik dari-NYA setelah ikhtiar terbaik yang kita lakukan
YAKIN bahwa doa maupun jeritan hati kita didengar oleh Allah karena DIA begitu dekat
YAKIN bahwa doa adalah senjata ampuh kaum mukmin

Setelah mengikuti acara UI Bertauhid yang diisi oleh KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) sebagai kontemplasi akhir tahun Masehi, yang diadakan pada Selasa, 28 Desember 2010, di Masjid Ukhuwah Islamiyah, Universitas Indonesia, Depok, aku menjadi semakin yakin bahwa memang keyakinan terhadap Rabb itulah yang membuat hidup seseorang menjadi tenang. Jika mendapatkan ujian kesulitan, bersabarlah sedangkan jika mendapatkan ujian kenikmatan maka bersyukurlah. Ya! Memang seharusnya dua hal itulah yang dilakukan kaum mukmin dalam menjalani roda kehidupan ini: bersabar dan bersyukur. Apapun yang terjadi pada diri kita, semua itu dikehendaki oleh Allah. So, jangan pernah takut menjalani hidup, ada Allah Yang Maha Besar dan Maha Kuasa. Mintalah padaNYA niscaya DIA akan mendengarkan segala pinta.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut: 2-3)

Sejatinya, hidup ini adalah sebuah perjalanan dari satu ujian menuju ujian berikutnya. Entah itu berupa ujian kesulitan maupun ujian kenikmatan. Setiap kita yang mengaku beriman tidak akan dibiarkan begitu saja, masing-masing diri kita akan diuji sesuai kadarnya masing-masing, bahkan Allah akan menguji di titik terlemah kita. Ujian itulah yang akan membuktikan keimanan kita, apakah kita benar-benar beriman atau hanya mengaku beriman padahal ternyata keimanan kita hanyalah dusta.

Selepas dari kajian Aa Gym ini, aku langsung mendapatkan ujian berkaitan dengan keyakinan pada Allah.
Di suatu siang, di sebuah auditorium FIB UI, ketika aku sedang berada di acara yang menghadirkan mbak Asma Nadia sebagai pembicara, di tengah-tengah asyik memperhatikan isi acara tentang dunia kepenulisan dan perfilman, ada sms datang di layar HPku:

”Lhin, bahan-bahan qta di lemari lab ga ada.. cuma tertinggal benzil klorida. Semuanya udah pd dibuangin ke bak sampah..”

Segera kubalas: ”ya ampuunn.. itu kan ada ionic liquids yang harganya mahal banget.. aduuuhh,, gmana ini?? Kamu tlg cari2 dulu di bak sampahnya ya..”
”Udah aku cari-cari n obrak abrik tong sampah akhir,, tapi gak ketemu Lhin..aku udh mau pingsan niih rasanya..”

Aku langsung teringat bahan berhargaku, bahan penelitian yang begitu butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Ionic liquids [BMIM] PF6 yang bernilai 3.5 juta rupiah hanya untuk 5 gram, yang harus didapatkan dari Singapura, yang harus menunggu waktu yang lama dalam pemesanannya. Ya Allah! Padahal penelitianku sudah usai dan tinggal menunggu sidang, kenapa masih ada masalah dengan bahan berhargaku itu??

Hatiku dag dig dug dan segera aku tinggalkan auditorium FIB UI untuk menuju gedung Departemen Kimia UI. Ya! Segera kutinggalkan acara yang sangat menarik itu demi bahan penelitianku yang berharga. Bukan hanya masalah harga yang selangit dari bahan penelitian itu yang membuat hatiku dag dig dug. Ini masalah amanah yang aku emban, amanah untuk menjaga bahan penelitianku yang sangat berharga, yang diberikan oleh dosen pembimbingku. Tak terbayang akan kecewa dan marah besarnya sang dosen pembimbing yang telah mendanai penelitianku jika memang ionic liquids itu benar-benar sudah terbuang ke dalam bak sampah dan hilang begitu saja, padahal aku masih harus menyelesaikan riset ini setelah lulus nanti. Tak terbayang, hubungan yang selama ini sudah terjaga keharmonisannya dengan dosen pembimbingku harus hancur berantakan ketika mengetahui ionic liquids itu sudah dibuang ke bak sampah akhir di gedung Kimia dan tidak bisa ditemukan atau bahkan sudah pecah dan isinya tercampur dengan sampah-sampah. Tak terbayang jika aku harus mengganti ionic liquids itu yang berharga 3.5 juta-an yang mungkin hanya bisa ditutupi dengan honor mengajarku beberapa bulan lamanya.

Sepanjang perjalanan menuju Departemen Kimia UI, pikiranku dipenuhi berbagai hal yang berkecamuk. Mulai dari membayangkan jika benar-benar tidak ditemukan ionic liquids itu, bagaimana reaksi sang dosen pembimbing ketika mengetahuinya, bagaimana aku harus mengganti dan memesan ionic liquids itu kembali, sampai menyalahkan diriku sendiri yang seharusnya mengembalikan segera ionic liquids itu ke dosen pembimbingku bahkan sempat terlintas pikiran yang menyalahkan temanku yang menghilangkan kunci lemari labku.

Astaghfirullahaladzim. Diri ini mencoba beristighfar berkali-kali, membentengi semua pikiran yang berkecamuk, mencoba berusaha untuk tetap tenang. Segera kumasukkan pikiran-pikiran positif: Lhin, semua yang terjadi pada diri kita, itu pasti dikehendaki Allah. Kejadian seperti inipun Allah yang kehendaki, pasti ada sesuatu yang harus kamu ambil hikmahnya dari kejadian ini. Kalau toh pun ionic liquids itu masih jodohmu insya Allah dia akan ketemu, kalaupun dia memang benar-benar hilang atau pecah, ya tentunya memang itulah yang dikehendaki Allah. Masalah uang untuk menggantinya, yakinlah Allah yang akan bukakan jalan. Allah yang menghendaki semua ini, Allah juga yang pasti akan menunjukkan jalan keluarnya. Masalah dengan dosen pembimbingmu, beritahu beliau dan selesaikan urusan ini setelah sidang agar moodnya baik-baik saja ketika sidang nanti dan katakan kamu yang akan bertanggung jawab penuh untuk menggantinya dengan memesan kembali ionic liquids itu. Tenang, tenang, yakinlah, yakinlah, yakinlah padaNYA! Semua akan baik-baik saja..

Benar saja, setelah menumbuhkan pikiran-pikiran positif, diri ini pun kembali tenang. Entah kenapa ada jeritan dalam hati ini, ada keyakinan dalam hati: insya Allah ionic liquids itu masih ada dalam bak sampah akhir itu dan masih baik-baik saja.. Ya Allah, temukanlah, kumohon..

Aku pun sampai di gedung Departemen Kimia UI dan langsung menemui bapak yang bertugas membersihkan lab dan tentunya pula yang membuang ionic liquidsku ke dalam bak sampah. Pak Kiri biasa kami memanggilnya. Aku segera meminta tolong padanya untuk ditunjukkan bak sampah dimana beliau membuang semua bahan-bahan kimia dari lab kimia; akan kumasuki bak sampah itu, akan kukais-kais supaya ionic liquidsku ketemu dan mungkin memang itulah ikhtiar terbaik yang harus dilakukan. Beliau pun menunjukkan dan membantu mengorek-ngorek bak sampah tanpa harus kami memasuki bak sampah itu, cukup mengaisnya menggunakan batang kayu yang cukup panjang.

Dikais-kais beberapa lama tak juga ketemu, bahkan bau sampah pun sudah tak tercium lagi di hidungku, mataku terus memperhatikan setiap sampah botol-botol bahan kimia bercampur belatung yang menggeliat ke sana kemari di atas dedaunan. Dalam pencarian itu, hatiku terus berdoa: “Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami ya Rabb.. kumohon. Jangan kau butakan mata kami untuk tidak dapat melihatnya. Ya Allah, kumohon temukanlah mata kami dengan botol keci coklat bertutup merah itu.. ” , jeritku dalam hati berulang-ulang sambil membayangkan botol kecil berwarna coklat dengan tutup merah yang masih utuh ketika aku menemukannya nanti.


Tak berapa lama kemudian, Pak Kiri berteriak: “Yang ini bukan??”

”Iya Pak! Bener Pak! Yang itu! Yang itu! Alhamdulillah..”, sahutku.

Namun kami agak kesulitan untuk mengambilnya karena bak sampah cukup tinggi juga, kira-kira seleherku. Alhamdulillah, saat itu, di sana ada ibu-ibu pemulung. Sungguh, memang Allah lah yang mempertemukan kami di lokasi bak sampah itu. Akhirnya kami meminta tolong padanya untuk mengambilkan botol kecil yang kami cari ke dalam bak sampah itu. Sang ibu pemulung yang memang sudah terbiasa di tempat seperti itu, segera memasuki bak sampah dan mengambil botol ionic liquidsku dan memberikannya kepada Pak Kiri, dan Pak Kiri-lah yang memberikannya kepadaku.

Ketika akhirnya botol kecil itu berada dalam genggamanku..

”Alhamdulillah.. makasih ya Buuuu.. makasih ya Pak..”

Seketika itu pula ketika ucapan itu keluar dari bibirku, airmataku tumpah dan menderas. Ingin rasanya sujud syukur saat itu juga, tapi lokasinya tak memungkinkan. Temanku pun datang, kami berpelukan sambil menangis; sebuah tangisan haru. Tangisan yang menunjukkan betapa tidak berdayanya kami kecuali tanpa pertolongan dari-NYA. Laa hawla walaa quwwata illabillah..

Sambil berpelukan, di lokasi bak sampah itu aku hanya bisa membayangkan aku benar-benar sedang bersujud syukur. Dan temanku pun akhirnya mengajakku ke gedung kimia untuk sujud syukur di sana. Aku bergegas menuju mushalla kimia, kutundukkan diri ini, sujud ke hadapanNYA, dan menangis sejadi-jadinya; ”Ya Allah, Engkau sungguh baik padaku, tapi apa yang selama ini sudah kulakukan dalam ibadah-ibadahku padaMU?? Sering aku lalai dalam mengingatmu duhai Rabb..”

Sungguh, kontemplasi akhir tahun yang sungguh nikmat bagiku dengan hal seperti ini. Ya! Sepertinya Allah memang ingin menunjukkan hal ini, menunjukkan Kuasa-NYA, dan Allah memberikan cara terbaikNYA untuk menegurku.

Semoga sepenggal kisahku ini bisa diambil hikmahnya bahwa kita bukanlah apa-apa dan bukanlah siapa-siapa. Pada dasarnya kita hanyalah manusia biasa yang tidak berkuasa sedikitpun atas kejadian yang menimpa diri kita. Hanya Allah yang berkuasa atas segalanya maka Yakinlah! Yakinlah padaNYA!. Ketika keyakinan itu tumbuh dalam hatimu, insya Allah hidup kita pun akan tenang. Kita takkan pernah takut seberat apapun ujian kesulitan hidup karena kita YAKIN bahwa Allah yang memberikan ujian kesulitan itu.. Allah pula yang akan menunjukkan jalan keluarnya. Kita tidak akan pernah sombong sebesar apapun ujian kenikmatan karena kita YAKIN bahwa kenikmatan yang kita dapatkan itu semata-mata hanya dari Allah.

Dakwatuna.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PUISI DOA MALAM

Semoga doaku di wajah malam ini
Tak pernah sia-sia dengan tengadah tangan
dan tundukkan kesombongan dalam-dalam
merangkak, mengetuk lirih di pintu-Mu
mengais celah tersisa,

Semoga doaku di wajah malam ini
Senantiasa menggetarkan jiwa resah
yang tersenggal lara seperti dedaunan
terhembus semilir angin pagi
dan menawar dahaga hati

Semoga doaku di wajah malam ini
bukan sekedar lafalan kata-kata yang berlalu
lenyap laksana embun bergulir di pucuk daun
dan menguap dalam gersang hari
kala mentari beranjak pergi

Semoga doaku di wajah malam ini
masih terselip engkau
yang terlantun karena sekeping mimpi


http://icawoman2.blogspot.com/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mengapa Do'a Tdk diijabah

Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, "Ya Amirul Mu'minin, mengapa do'a kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur'an, "Ud'uuni astajiblakum" (berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).
Sayidina Ali menjawab, "Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah dengan delapan hal, yaitu :

1. Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan kewajibanmu kepada-Nya. Maka, tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.

2. Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang sunnahnya dan mematikan syari'atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?

3. Engkau membaca Al Qur'an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau amalkan.</span>

4. Engkau berkata, "Sami'na wa aththa'na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi kau tentang ayat-ayatnya.

5. Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?

6. Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap engkau tidak bersyukur kepada-Nya.

7. Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, "Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala" (QS. Al Faathir [35] :6). Tetapi kau musuhi syetan dan bersahabat dengannya.

8. Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.

Nah, bagaimana mungkin do'amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh pintu dan jalan do'a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu, bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma'ruf nahi munkar. Nanti Allah akan mengijabah do'amu itu.

Dalam riwayat lain, ada seorang laki-laki datang kepada Imam Ja'far Ash Shiddiq, lalu berkata, "Ada dua ayat dalam Al Qur'an yang aku paham apa maksudmu?"

"Bagaimana dua bunyi ayat itu?" Tanya Imam Ja'far. Yang pertama berbunyi "Ud'uuni astajib lakum" (Berdo'alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu), (QS. Al Mu'min [40] : 60). Lalu aku berdo'a dan aku tidak melihat do'aku diijabah," ujarnya.

"Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far.
"Tidak," jawab orang itu.
"Lalu ayat yang kedua apa?" Tanya Imam Ja'far lagi.
"Ayat yang kedua berbunyi "Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu, wahuwa khairun raaziqin" (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya), (QS. Saba [34] : 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya," ujarnya.

"Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far lagi"Tidak," jawabnya."Lalu mengapa?" Tanya imam Ja'far."Aku tidak tahu," jawabnya.

Imam Ja'far kemudian menjelaskan, "Akan kukabarkan kepadamu, Insya Allah seandainya engkau menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian engkau berdo'a kepada-Nya, maka Allah akan mengijabah do'amu.

Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak satu dirham pun, niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak.

Kalau engkau berdo'a kepada Allah, maka berdo'alah kepada-Nya dengan Jihad Do'a. Tentu Alah akan menjawab do'amu walaupun engkau orang yang berdosa."

"Apa yang dimaksud Jihad Do'a?" sela orang itu.

Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah Dia atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah shalawat kepada Nabi SAW dan bersungguh-sungguh dalam membacanya. Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk.

Setelah engkau membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Allah yang telah dicurahkan-Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah engkau peroleh.

Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa. Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali melakukannya.

Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.

Kemudian bacalah,
"Ya Allah, aku meminta maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku. Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang engkau ridhai. Karena aku tidak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah hajatmu.

Aku berharap Allah tidak akan menyiakan do'amu," papar Imam Ja'far.

(KH. Abdullah Gymnastiar)
http://irdy74.multiply.com/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kesuksesan berbanding lurus dengan kebersihan

Islam itu bersih, maka bersihkanlah dirimu. Sesungguhnya, tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersih.” (HR Dailami)

Maha Agung Allah swt. yang telah menunjukkan hambaNya tentang warna-warni hidup. HidayahNya menguatkan sinar fitrah manusia yang putih untuk tetap putih. Dan yang sebelumnya hitam menjadi kembali putih dan bersih. Putih menunjukkan kebersihan. Dan hitam memperlihatkan kekotoran. Keduanya tidak akan menyatu. Seperti itulah sunnatullah buat semesta alam.

Hamba Allah yang istiqamah akan senantiasa menjaga diri supaya tetap bersih. Karena bersih menarik berbagai kemudahan dan keberkahan hidup. Di antaranya:

Kesuksesan berbanding lurus dengan kebersihan

Tiap orang pasti ingin hidup sukses. Mereka berusaha mencari jalan agar sukses cepat diraih. Mulai dari persiapan dalam diri hingga upaya sungguh-sungguh mencari dukungan luar. Bisa berupa ilmu, modal usaha, relasi kerja, dan lobi-lobi dalam dunia politik.

Sayangnya, tidak semua orang menyadari bahwa kesuksesan diri bersifat menyeluruh. Artinya, tidak melulu pada sukses bisnis, studi, jodoh, dan karir. Tapi, mesti mencakup segala sisi diri seorang manusia.

Itu bisa berarti apa saja yang ada dalam diri seperti hati yang melahirkan motivasi, akal yang merangsang tumbuhnya gagasan, dan pemenuhan kebutuhan jasad yang menghasilkan keseimbangan tubuh. Juga, segala hal yang melingkupi luar diri seperti hubungan harmonis dengan lingkungan, kemampuan meningkatkan sumber daya dan lain-lain.

Namun, semua unsur sukses itu akan menemui jalan buntu jika inti dalam diri masih labil, kotor, dan tidak terawat. Itulah yang disebut hati dan jiwa. Hati dan jiwalah yang akhirnya menjadi penentu seperti apa motivasi, gagasan, kesungguhan gerak akan bergulir. Jika hati dan jiwanya keruh, maka aliran motivasi, gagasan, gerak oleh tubuh akan tersendat. Kalau pun dipaksakan untuk berjalan akan tampil kacau dan tak seimbang.

Seperti itulah yang kini dialami mereka yang jiwanya kering dari sentuhan iman. Gemerlap materi sama sekali tidak mampu membendung gelisah. Selalu tidak pernah puas. Bahkan, mereka tidak lagi tahu mau kemana diri berjalan. Kesuksesan menjadi fatamorgana yang terlihat begitu melimpah, pada hakekatnya kosong tanpa makna.

Maha benar Allah dalam firman-Nya, “Sungguh beruntung mereka yang mensucikan jiwanya. Dan sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 9-10)

Seorang hamba Allah yang takwa teramat sadar kalau sukses bukan cuma pada takaran dunia. Tapi juga untuk kehidupan akhirat. Dua target ini seolah terpisah. Tapi sebenarnya satu dan mengikat.

Sukses hidup buat seorang mukmin tidak identik dengan melimpahnya kekayaan, kesuksesan karir, mudahnya jodoh, dan kehormatan sebuah jabatan. Sukses hidup sebenarnya adalah ketika seorang hamba menemui ajalnya dalam rengkuhan ridha Allah swt.

Kasih sayang Allah bersama mereka yang bersih

Tidak ada tujuan hidup yang lebih tinggi kecuali menggapai ridha Allah. Apalah arti ridha seorang manusia buat seorang mukmin tanpa ridha dan kasih sayang Allah swt. Karena semua kasih sayang manusia sangat berbatas. Kalau tidak pada mutu, pasti pada ukuran waktu.

Sayangnya, kekerdilan nalar manusia kadang menggiringnya pada kesimpulan yang dangkal. Kasih sayang disamakan dengan kemudahan dan kenyamanan hidup. Padahal hidup tak lebih dari sekadar ruang ujian. Semakin sulit soal yang diterima, kian tinggi mutu seorang murid. Dan kebahagiaan sejati terlahir ketika seorang murid mendapat nilai akhir yang sangat memuaskan.

Sesuatu yang suci akan selalu bersama dengan yang bersih. Allah swt. Maha Suci, dan senantiasa mencurahkan kasih sayangNya pada hamba-hambaNya yang bersih. Kebersamaan akan melahirkan ikatan. Dan ikatan akan membuahkan cinta dan kasih sayang.

Maha Benar Allah dengan firmanNya, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang tobat dan mencintai orang-orang yang menyucikan dirinya.” (Q.S. Al-Baqarah: 222)

Simpati dan dukungan selalu tertuju pada yang bersih

Setiap manusia punya fitrah. Dan fitrah akan selalu condong pada yang bersih. Siapa pun dia, kecenderungan pada yang bersih akan selalu ada. Sejalan dengan kecenderungan itu, fitrah pun mengajak manusia membenci yang kotor.

Begitulah saat manusia mencintai kebersihan dan keindahan. Ketika manusia suka dengan yang teratur, disiplin dan kejujuran. Ketika manusia benci kekotoran, kebusukan, dan kesombongan.

Sayangnya, debu-debu kehidupan kerap menciderai fitrah. Bisa berupa tarikan nafsu berkuasa, takut hidup susah, dan kecenderungan mencintai kenikmatan hidup. Jika ini tak segera dibenahi, cahaya fitrah akan redup.

Namun begitu, cahaya fitrah ini akan kembali bersinar ketika ada tarikan dari kekuatan fitrah yang lebih besar. Lambat-laun, sinar fitrah yang semula redup akan tergiring dan akhirnya bersinar terang.

Seperti itulah ketika Rasulullah saw. menyatakan diri sebagai utusan Allah. Diam-diam masyarakat melirik dan kemudian benar-benar tertarik. Termasuk para tokoh Quraisy yang menyatakan diri memusuhi Rasulullah, padahal fitrahnya mulai hidup bersama ajaran Rasulullah. Kalau pun ada yang menyangkal, tak lebih dari kepura-puraan dan gengsi. Dan untuk mengubah itu, Allah hanya memberi waktu sekitar dua puluh tiga tahun. Sebuah perubahan yang teramat cepat.

Kebersihan dan kekotoran tidak akan pernah sama. Juga, tak akan bisa menyatu. Yang berat adalah ketika yang bersih berinteraksi dengan yang kotor. Maka keduanya akan saling mempengaruhi. Dan semuanya berujung pada siapa yang paling kuat.

Semoga kita tidak pernah beranggapan bahwa bersih serupa dengan stempel yang tidak pernah berubah. Ia perlu pengawasan dan perawatan. Agar yang bersih dan putih terus tetap bersih. Kalau tidak, boleh jadi putih akan bergeser warna. Bisa kehitam-hitaman, atau paling tidak abu-abu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BERNILAINYA HARGA DIRI...

Sahabat ku.. Setiap orang mempunyai harga diri yang menggambarkan nilai seseorang... Dan setiap orang menilai dirinya sesuai dengan pemahamannya tentang HARGA buat DIRINYA... Ada yang harga dirinya disandarkan dengan keturunan..., rupa, ilmu, harta, tahta atau kedudukan.... Lalu harga diri seseorang dilihat oleh Allah dari apanya...? Ilmunya...? Hartanya...? Umurnya...? Pengalaman perjalanannya...?

Meskipun tahu segala ilmu... kita tetap saja BODOH selama belum mengenal Yang Maha Mengetahui. Meskipun memiliki harta sepenuh bumi... kita tetap saja MISKIN selama hati belum merasa kaya dengan Yang Maha Memiliki. Meski rambut sudah memutih... kita tetap ANAK-ANAK selama kita belum dewasa menyikapi kehidupan.. Meski sudah berhasil mendatangi berbagai tempat di penjuru dunia... kita sebenarnya BELUM PERGI KEMANA-MANA kalau ruhaniah kita belum bisa mendatangi hadirat suci Allah Ta’ala. Dan yang menentukan harga diri kita di hadapan Allah adalah HATI kita, Dari sekian banyak alasan mengapa kita harus memperhatikan kehidupan HATI dan JIWA ini, di antaranya, yaitu:

1. KUALITAS HATI menentukan KESELAMATAN di akhirat " Hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan HATI YANG SELAMAT” (QS. 26:88-89) Hari ini, harta dan anak sangat besar pengaruhnya. Dengan harta orang bisa melakukan apa saja, karena itu tidak sedikit orang yang mau melakukan apa saja demi mendapatkan harta. Anak adalah investasi bagi orang tua. Tetapi, semua itu tidak langgeng. Kematian akan membuat kita meninggalkan apa pun yang kita miliki dan apa pun yang kita cintai. Keselamatan kita tergantung apa yang selama ini kita himpun dan simpan dalam perbendaharaan HATI... HATI yang SELAMAT adalah yang terbebas dari SYIRIK dan bersih dari sifat-sifat tercela...

2. KUALITAS HATI adalah HARGA seseorang di hadapan Allah swt Seekor sapi ditakar harganya dengan berat dagingnya. Seekor perkutut dapat mengalahkan harga sapi bukan karena beratnya daging tetapi karena keindahan suara. Sebutir merah delima yang hanya beberapa gram saja dapat melampau harga sapi dan perkutut karena keindahan warnanya. Berapa harga kita di hadapan Allah? Daging dan tulang tubuh kita akan habis dimakan tanah. Harta akan kita tinggalkan atau meninggalkan kita. Semua yang SIRNA tidak dapat dijadikan takaran bagi yang sesuatu ABADI. Kita tidak ditakar dari kegantengan, kecantikan dan kekayaan, kita ditakar dari keadaan HATI dan AMAL-AMAL kita. Sabda Nabi saw: “ Sesungguhnya Allah TIDAK MELIHAT RUPA dan HARTA kalian, tetapi Ia MELIHAT HATI dan AMAL kalian.” (HR.Muslim dari Abu Hurairah ra) Tidak ada seorang pun yang berselera membeli BANGKAI meskipun dengan harga rendah. Demikian juga dengan HATI yang MATI, tidak ada nilainya sama sekali dihadapan Allah Ta’ala. Meskipun jasad hidup, kita tetap saja disebut MAYAT selama HATI tidak DAWAM (KONTINYU) MENGINGAT Allah. Bersabda Nabi saw: “ Perumpamaan orang yang INGAT pada Tuhannya dan yang TIDAK INGAT pada Tuhannya seperti perumpamaan orang HIDUP dan orang MATI.” (HR. Bukhari dari Abu Musa ra)

3. HATI yang BERSIH dapat MEMBEDAKAN kebajikan (al-birr) dan dosa (al-itsm) Setiap orang memiliki CERMIN DI DALAM DIRI. Itulah HATI NURANI. PERKATAAN hati nurani adalah KEJUJURAN. ANJURANNYA adalah KEBAIKAN. KECENDERUNGANNYA adalah pada KEBENARAN. SIFATNYA adalah KASIH SAYANG. Ia akan TENANG bila kita berbuat BAIK dan GELISAH bila kita berbuat DOSA. Bila ia BERSIH dan SEHAT maka ia akan menjadi JURU BICARA Tuhan di dalam diri kita. Bila ia BENING dan BERKILAT maka ia akan MENANGKAP Ridho Tuhan. Hanya sayangnya kita sering MENCAMPAKKAN nurani kita sendiri bahkan MEMBUNUHNYA dengan perilaku-perilaku kita. Seorang sahabat Nabi saw yang bernama Wabishah ra datang dengan menyimpan pertanyaan di dalam hatinya tentang bagaimanakah cara membedakan antara kebajikan dan dosa. Sebelum Wabishah bertanya, cermin hati Nabi saw telah menangkap isi hatinya. " Wahai Wabishah, mau aku jawab langsung atau engkau utarakan pertanyaanmu terlebih dahulu?" Wabishah menjawab," Jawab langsung saja, wahai Rasulullah." Beliau bersabda," Engkau datang untuk bertanya bagaimana membedakan antara kebajikan dan dosa." Wabishah berkata," Benar." Beliau saw merapatkan jari-jarinya dan menempelkannya pada dada Wabishah, seraya bersabda, “ Mintalah PENDAPAT pada HATIMU dan mintalah PENDAPAT PADA JIWAMU, mintalah PENDAPAT pada HATIMU dan mintalah PENDAPAT PADA JIWAMU, wahai Wabishah. Sesuatu itu adalah KEBAIKAN bila ia membuat HATI TENTERAM, membuat JIWA TENTERAM, sedangkan DOSA membuat KEGELISAHAN dalam HATI dan KEGONCANGAN dalam DADA.(Mintalah PENDAPAT pada HATIMU dan mintalah PENDAPAT PADA JIWAMU), meskipun orang-orang telah memberikan pendapat mereka kepadamu tentang hal itu.” ( HR.al-Darimi dari Wabishah ra )

Demikian, semoga kita dapat memlihara hati kita agar bisa mengarungi kehidupan dengan selamat dan selamat mengahadap Allah swt. Wassalam

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

I L M U

Pelajarilah oleh kalian ilmu,
karena sesungguhnya mempelajarinya
karena Allah adalah khasyyah;
mencarinya adalah ibadah;

Mempelajarinya dan mengulangnya adalah tasbîh;
membahasnya adalah jihad
mengajarkannya kepada yang tidak
mengetahuinya adalah shadaqah

Memberikannya kepada keluarganya
adalah pendekatan diri kepada Allah;
karena ilmu itu menjelaskan perkara
yang halal dan yang haram

Menara jalan-jalannya ahlul jannah,
dan ilmu itu sebagai penenang
di saat was-was dan bimbang
yang menemani di saat berada di tempat yang asing

Dan yang akan mengajak bicara di saat sendirian;
sebagai dalil yang akan menunjuki kita
di saat senang dengan bersyukur dan
di saat tertimpa musibah dengan sabar

Senjata untuk melawan musuh;
dan yang akan menghiasainya
di tengah-tengah sahabat-sahabatnya.

Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.”
dan “Barang siapa menyeru kepada hidayah (petunjuk)
maka baginya pahala seperti pahala orang-orang
yang mengikutinya tanpa mengurangi
dari pahala mereka sedikitpun.”(H.R Muslim)

......Sampaikanlah khabar gembira kepada
hamba-hambaku... yaitu mereka yang mendengar
perkataan (hujjah) lalu mengikuti yang terbaik di antaranya...
mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah
dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal yang sempurna "
(Surah az-Zumar : ayat 17 & 18)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KISAH TELADAN SAHABAT SALMAN AL FARISY

Pada kesempatan ini kami sengaja menyusun kisah Shahabat yang Mulia Salman Al-Farisy yang mana kisah beliau radhiyallahu ‘anhu sarat dengan faedah ilmu. Kami memohon kepada Allah agar menjadikan tulisan ini bermanfaat untuk kami dan para pemuda khususnya dan kaum yang menginginkan kebenaran.

Segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam yang telah menciptakan zaman yang silih berganti, yang di dalam zaman tersebut terdapat berbagai macam pelajaran yang perlu untuk diketahui bagi orang-orang yang berakal. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi pula bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Amma ba’du:

Saudaraku –semoga Allah memberikan hidayah kepadaku dan kepada kalian- bahwa telah kita ketahui suatu prinsip dari berbagai macam prinsip, dan telah tersebar luas dikalangan masyarakat tentang suatu ungkapan bahwa "Pengalaman itu adalah guru yang terbaik".

Dan kita adalah termasuk para pemuda yang tentunya sudah pernah melalui masa-masa dan sudah memperoleh berbagai macam pengalaman, dimana pengalaman tersebut ada yang manis dan ada pula yang pahit, ada yang menyenangkan dan ada yang menyedihkan, dan ada yang sangat memuaskan dan ada pula yang kurang memuskan. Dari pengalaman-pengalam an tersebut otomatis akan memberikan nuansa bagi kita untuk berfikir lebih dewasa dan lebih jeli terhadap suatu perkara baru yang kita akan hadapi.

Maka pada kesempatan ini kami sengaja menyusun kisah Shahabat yang Mulia Salman Al-Farisy yang mana kisah beliau radhiyallahu ‘anhu sarat dengan faedah ilmu. Kami memohon kepada Allah agar menjadikan tulisan ini bermanfaat untuk kami dan para pemuda khususnya dan kaum yang menginginkan kebenaran.

SALMAN AL-FARISI SEBUAH TELADAN BAGI PARA PEMUDA

Pada zaman dahulu ada seorang pemuda yang sangat cerdik dan sangat jeli terhadap suatu perkara, yang sangat perlu bagi kita mengambil ‘ibrah darinya. Dia adalah Salman Al-Farisy. Pada suatu ketika Salman A-Farisy bercerita kepada Ibnu Abbas [1], beliau berkata:

Aku adalah orang Persia negara Parsia, dan aku tinggal di suatu tempat yang bernama Asfahan di desa Jayyu Ayahku seorang tokoh di desaku dan aku adalah makhluk Allah yang paling dicintainya. Ia amat mencintaiku sehingga aku dipingit di dalam rumah sebagaimana anak gadis dipingit dalam rumah. Aku ketika itu beragama penyembah api dan aku memiliki tugas khusus menjaga api yang harus senatiasa menyala terus dan tidak boleh padam sesaatpun. Bapakku mempunyai ladang yang sangat luas, pada suatu saat bapakku tersibukkan dengan bangunan, sehinga berkata kepadaku: Anakku pada hari ini aku sibuk dengan bangunan ini hingga tidak mempunyai waktu untuk mengurusi ladangku. Oleh karena itu pergilah kamu ke ladang! Ayahku memerintahkan beberapa hal yang perlu aku kerjakan, kemudian berkata kepadaku: Jangan terlambat pulang kepdaku, engkau lebih berarti bagiku daripada ladangku dan engkau membuatku lupa segala urusan yang ada.

[SALMAN TERTARIK DENGAN AGAMA NASRANI]

Kemudian aku pergi menuju ladang bapakku seperti diperintahkan bapakku. Dalam perjalanan menuju ladang bapakku, aku melewati salah satu gereja milik orang-orang Nasrani, dan aku dengar suara-suara mereka ketika mereka beribadah di dalamnya. Aku tidak tahu banyak persoalan manusia, karena aku dipingit bapakku di rumah, ketika itu aku mendengar suara-suara mereka, aku masuk kepada mereka untuk melihat dari dekat apa yag mereka kerjakan di dalamnya. Ketika aku melihat mereka aku, aku kagum terhadap ibadah-ibadah mereka dan tertarik kepada kegiatan mereka. Aku berkata demi Allah, agama mereka ini lebih baik dari pada agama yang aku peluk. Demi Allah aku tidak akan tinggalkan mereka sampai matahari terbenam, aku membatalkan pergi ke ladang bapakku, aku berkata kepada mereka (orang-orang Nasrani tersebut): Agama ini berasal dari mana?" Mereka menjawab dari Syam. Setelah itu, aku pulang ke rumah dan ternyata bapakku mencariku, dan aku membuatnya tidak mengerjakan pekerjaannya. Ketika aku telah kembali kebapakku, bapakku berkata kepadaku: Anakku dari mana saja Engkau? Bukankah engkau telah berbuat perjanjian denganku? Aku berkta: Ayah aku tadi berjalan melewati orang-orang yang sedang mengerjakan beribadah di gereja mereka, kemudian aku kagum terhadap agama mereka yang aku lihat. Demi Allah aku berada di tempat mereka hingga matahari terbenam. Bapakku berkata: Anakku tidak ada kebaikan pada agama tersebut. Aku berkata tidak, demi Allah, agama tersebut lebih baik daripada agama kita. Setelah kejadian tersebut bapakku mengkhawatirkanku, ia ikat kakiku dan aku dipingit dalam rumahnya. Aku mengutus seseorang kepada orang-orang Nasrani dan aku katakan kepada mereka, jika ada rombongan dari Syam datang kepada kalian, maka beri kabar kepadaku tentang mereka. Tidak lama setelah itu, datanglah pedagang-pedagang Nasrani dari Syam, kemudian mereka menghubungiku. Aku katakan kepada mereka, jika mereka telah selesai memenuhi hajatnya dan hendak mau pulang ke negeri mereka, maka beri izin kepadaku untuk aku ikut bersama mereka.

[SALMAN KABUR DAN BERANGKAT KE SYAM]

Ketika para pedagang Nasrani, hendak kembali ke negerinya, orang-orang nasrani segera memberi kabar kepadaku tentang mereka, kemudian aku melepas rantai di kakiku dan aku pergi bersama mereka hingga sampai ke negeri Syam. Setelah tiba di Syam, aku bertanya, siapakah pemeluk agama ini yang paling banyak ilmunya? Mereka menjawab: Uskup di gereja, kemudian aku datang kepada Uskup tersebut dan berkata kepadanya, aku amat tertarik dengan agama ini. Jadi aku ingin bersamamu dan melayanimu di gerejamu dan agar bisa belajar bersamamu dan beribadah bersamamu. Uskup berkata masuklah! Aku pun masuk kepadanya, ternyata Uskup tersebut orang yang jahat. Ia mengajak ummat untuk bersedekah, namun ketika mereka telah mengumpulkan sedekahnya melalui dia, ia simpan untuk dirinya dan tidak menyerahkannya kepada orang-orang fakir miskin, hingga ia berhasil mengumpulkan tujuh peti penuh yang berisikan emas dan perak. Aku sangat marah kepadanya karena perbuatannya tersebut. Tidak lama kemudian Uskup tersebut mati. Orang-orang Nasrani berkumpul untuk mengurus jenazahnya, namun aku katakan kepada mereka: Sungguh orang ini telah berbuat jahat, ia menganjurkan kalian bersedekah, namun ketika kalian menyerahkan sedekah melaluinya, ia malah menyimpannya untuk dirinya sendiri dan tidak membagikannya sedikitpun kepada fikir miskin, mereka berkata: darimana engkau mengetahui ha ini? Aku katakan kepada mereka, mari aku tunjukan tempat penyimpanannya! Aku tunjukan tempat penyimpanan uskup tersebut kepada mereka, kemudian mereka mengeluarkan tujuh peti yang berisi penuh dengan emas dan perak. Ketika melihat ketujuh peti tersebut, mereka berkata: Demi Allah, kita tidak akan mengubur mayat uskup ini. Mereka menyalib Uskup tersebut dan melemparinya dengan batu. Setelah itu, mereka menunjuk orang lain untuk menjadi Uskup pengganti.

[SALMAN BERSAMA USKUP YANG SHOLIH]

Aku tidak pernah melihat orang yang sholat yang lebih mulia, lebih zuhud, lebih cinta kepada akhirat, lebih tekun di siang dan malam hari dari Uskup baru tersebut. Aku mencintai Uskup tersebut dengan cinta yang tidak ada duanya. Aku tinggal bersamanya lama sekali hingga kemudian ajal menjemputnya. Aku berkata kepadanya (sebelum dia wafat), sesungguhnya aku telah hidup bersamamu dan aku mencintaimu dengan cinta yang tidak ada duanya, sekarang seperti yang telah lihat keputusan Allah telah datang kepadamu, maka engkau titipkan aku kepada siapa (untuk belajar)? Uskup menjawab: Anakku, demi Allah aku tidak tahu ada orang yang seperti diriku. Manusia sudah banyak yang meninggal dunia, mengubah agamanya dan meninggalkan apa yang sebelumnya mereka kerjakan, kecuali satu orang di Al-Maushil, yaitu Si Fulan, ia seperti diriku. Pergilah engkau kepadanya!

[SALMAN BERSAMA USKUP DI AL-MAUSHIL]

Ketika Uskup tersebut telah meninggal dunia dan di kubur, aku pergi kepada Uskup Al-Maushil. Ketika sampai di sana, aku katakan kepadanya: Hai Fulan, sesungguhnya Uskup si Fulan telah berwasiat kepadaku ketika hendak wafat agar aku pergi kepadamu. Ia jelaskan kepadaku bahwa engkau seperti dia, Uskup tersebut berkata: Tinggallah bersamaku! Aku menetap bersamanya. Aku melihat ia sangatlah baik seperti cerita shahabatnya. Tidak lama kemudian Uskup tersebut wafat. Menjelang wafatnya, aku berkata kepadanya: Hai Fulan, sesungguhnya Uskup si Fulan telah berwasiat kepadaku agar aku pergi kepadamu dan sekarang keputusan Allah telah datang kepadamu seperti yang engkau lihat, maka kepada siapa engkau wasiatkan? Apa yang engkau perintahan kepadaku? Uskup berkata: Anakku demi Allah, aku tidak tahu ada orang seperti kita kecuali satu orang saja di Nashibin, yaitu Si Fulan. Pergilah kepadanya.

[SALMAN BERSAMA USKUP NASHIBIN]

Ketika Uskup tersebut wafat dan usai dikubur, aku pergi kepada Uskup Nashibin. Aku jelaskan perihal diriku kepadanya dan apa yang diperintahkan dua shahabatku kepadanya. Ia berkata tinggallah bersamaku, aku tinggal bersamanya, dan aku dapati dia seperti dua shahabatku yang telah wafat. Aku tinggal bersama orang yang terbaik. Demi Allah tidak lama kemudian ia wafat. Menjelang kematiannya, aku berkata: Hai Fulan, sungguh Si Fulan telah berwasiat kepadaku agar aku pergi kepada Si Fulan, kemudian Si Fulan tersebut berwasiat kepadaku agar aku pergi kepadamu, maka kepada siapa aku engkau wasiatkan? Apa yang akan engkau perintahkan kepadaku? Uskup tersebut berkata: Anakku demi Allah, aku tidak tahu orang yang seperti kita dan aku perintahkan engkau pergi kepadanya kecuali satu orang di Ammuriyah wilayah Romawi. Ia sama seperti kita. Jika engkau mau, pergilah kepadanya, karena ia sama seperti kita.

[SALMAN PERGI KE USKUP AMMURIYAH]

Ketika Uskup Nashibin telah wafat dan dikuburkan, aku pergi kepada Uskup Ammuriyah. Aku jelaskan perihal diriku kepadanya. Ia berkata: Tinggallah bersamaku! Aku tinggal bersama orang yang terbaik sesuai dengan petunjuk shahabat-shahabatny a dan perintah mereka. Aku bekerja (sambil belajar), sehingga aku memiliki beberapa lembu dan kambing-kambing, tidak lama kemudian, Uskup tersebut wafat, menjelang wafatnya aku bertanya kepadanya: Hai Si Fulan sungguh aku pernah tinggal bersama Si Fulan, kemudian ia berwasiat kepadaku agar aku pergi kepada Si Fulan, kemudian Si Fulan tersebut berwasiat kepadaku agar pergi kepada Si Fulan, kemudian Si Fulan tersebut berwasiat agar aku pergi kepada Si Fulan, kemudian Si Fulan berwasiat agar aku pergi kepada engkau, maka kepada siapa engkau wasiatkan? Uskup berkata: Anakku, demi Allah, sungguh aku tidak tahu pada hari ini ada orang-orang yang seperti kita yang aku bisa perintahkan kepada engkau untuk pergi kepadanya, namun telah dekat datangnya seorang Nabi. Ia diutus dengan membawa agama Ibrahim –‘alaihis salam- dan muncul di negeri Arab. Tempat hijrahnya adalah daerah diantara dua daerah yang berbatu dan diantara dua daerah tersebut terdapat pohon-pohon kurma., Nabi tersebut mempunyai tanda-tanda yang tidak bisa disembunyikan; ia memakan hadiah dan tidak memakan sedekah. Diantara kedua bahunya terdapat cap kenabian. Jika engkau bisa pergi kenegeri tersebut, pergilah engkau kesana!

[SALMAN PERGI KELEMBAH AL-QURO]

Setelah Uskup tersebut wafat dan di makamkan. Dan aku tetap tinggal di Ammuriyah hingga beberapa lama. Setelah itu, sekelompok pedagang berjalan melewatiku. Aku berkata kepada mereka: Bawalah aku kenegeri Arab, niscaya aku serahkan kambingku ini kepada kalian, mereka berkata: Ya, aku berikan lembu dan kambing-kambingku kepada mereka, dan mereka membawaku. Namun ketika tiba di lembah Al-Quro, mereka mendzolimiku. Mereka menjualku kepada orang Yahudi sebagai seorang budak. Kemudian aku tinggal bersama orang Yahudi tersebut, dan aku melihat kurma. Aku berharap kiranya negeri ini yang pernah diisyaratkan shahabatku.

[SALMAN TIBA DI MADINAH]

Disaat aku tinggal dengan orang Yahudi tersebut, tiba-tiba saudara misan orang Yahudi yang berasal dari Bani Quraidzah tiba dari Madinah. Ia membeliku dari orang Yahudi tersebut, dan membawaku ke Madinah, demi Allah, ketika aku melihat Madinah, persis seperti yang dijelaskan shahabatku. Aku menetap di sana. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus sebagai Nabi dan masih menetap di Makkah dalam jangka waktu tertentu dan aku tidak mendapatkan informasi tentang beliau karena kesibukanku berstatus sebagai budak. Tidak lama setelah itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah.

[SALMAN MENDENGAR TEMPAT HIJRAH NABI]

Demi Allah, aku berada di atas pohon kurma mengerjakan beberapa pekerjaan untuk tuanku, sedang tuanku duduk di bawahku. Tiba-tiba saudara misan tuanku datang dan berdiri di depannya sembari berkata: Hai Fulan semoga Allah membunuh Bani Qailah. Demi Allah, sesungguhnya mereka sekarang berkumpul di Quba’ untuk menyambut kedatangan seorang laki-laki dari Makkah, dan mereka mengklaim bahwa orang tersebut adalah Nabi. Ketika aku mendengar ucapan saudara misan tuanku, aku menggigil seolah-olah aku jatuh mengenai tuanku. Kemudia aku turun dari atas pohon kurma dan bertanya kepada saudara misan tuanku, apa yang engkau katakan tadi? Tuanku marah kepadaku dan menamparku dengan sangat marah mendengar pertanyaanku, sembari berkata: Apa urusanmu dengan persoalan ini? Pergi sana dan bereskan pekerjaanmu! Aku berkata: tidak apa-apa, aku hanya kepingin tahu ucapannya.

[SALMAN MENCARI TANDA-TANDA KENABIAN PADA RASULULLAH]

Aku mempunyai sesuatu yang telah aku siapkan. Pada sore hari, aku mengambilnya kemudian pergi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, di Quba’. Aku masuk menemui beliau dan berkata kepadanya: Aku mendapat informasi bahwa engkau orang yang sholih. Engkau mempunyai shahabat-shahabat, terasing dan memerlukan bantuan. Ini sedekah dariku. Aku melihat kalian lebih berhak daripada orang lain. Aku serahkan sedekah tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau berkata kepada shahabat-shahabatny a: "Makanlah" beliau menahan mulutnya dan tidak memakan sedikitpun dari sedekahku. Aku berkata dalam hati, ini tanda pertama, kemudian aku minta pamit dari hadapan Rasulullah. Setelah itu ku mengumpulkan sesuatu yang lain, sementara Rasulullah shallallahu ;alaihi wa sallam sudah pindah ke Madinah. Aku datang kepada beliau dan berkata kepadanya: sungguh aku melihatmu tidak memakan harta sedekah. Ini hadiah khusus aku berikan kepadamu. Maka Rasulullah memakan hadiah dariku dan memerintahkan shahabat-shahabatny a ikut makan bersamanya. Aku berkata dalam hati ini tanda yang kedua.

[SALMAN MASUK ISLAM]

Setelah itu aku mendatangi Rasulullah di Baqi’ Al-Gharqad yang ketika itu sedang mengantar jenazah salah seorang dari shahabatnya. Aku sudah mengetahui dua tanda pada beliau. Beliau sedang duduk di antara shahabat-shahabatny a, kemudian aku mengucapkan salam kepada beliau. Setelah itu aku berada di belakang beliau, karena ingin melihat punggung beliau, apakah aku bisa melihat cap kenabian yang dijelaskan shahabatku? Ketika Rasulullah melihatku berada di belakangnya, beliau mengetahui bahwa aku mencari sifat yang pernah dijelaskan shahabatku. Beliau membuka kain dari punggungnya, maka pada saat itulah aku melihat cap kenabian pada beliau. Kemudian aku balik ke depan beliau dan menangis. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku: Baliklah, aku berbalik arah dan duduk di depan beliau, aku ceritakan semua kisah tentang diriku kepada beliau sebagaimana aku ceritakan kisahku ini kepadamu, hai Ibnu Abbas! Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin kisahku ini didengar pula oleh shahabat-shahabatny a. Setelah itu aku sibuk karena berstatus budak, hingga tidak bisa ikut perang Badar dan perang Uhud bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

[SALMAN MENJADI ORANG MERDEKA]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku: Bebaskanlah dirimu dengan membayar sejumlah uang, hai Salman! Kemudian aku memerdekakan diriku dari tuanku dengan membayar tiga ratus pohon kurma yang aku tanam untuk tuanku dan emas empat puluh ons. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyeru shahabat-shahabatny a: Bantulah saudara kalian ini! Shahabat-shahabat Rasulullah memberi bantuan anak pohon kurma kepadaku. Ada shahabat yang memberiku dengan tiga puluh anak pohon kurma. Dan ada shahabat yang memberiku lima belas anak pohon kurma, dan ada shahabat yang memberiku sepuluh anak pohon kurma, setiap orang membantu sesuai dengan kemampuannya, hingga akhirnya terkumpul tiga ratus pohon kurma. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku: "Pergilah hai Salman, dan galilah lubang untuk anak-anak pohon kurma ini! Jika engkau telah selesai menggalinya, datanglah kepadaku, agar aku sendiri yang akan meletakannya dengan tanganku sendiri ke dalam lubangnya.

Kemudian aku menggali lubang untuk anak-anak pohon kurma tersebut dengan dibantu shahabat-shahabatku . Ketika aku telah selesai menggalinya, aku menghadap kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melaporkan kepada beliau bahwa aku telah selesai membuat lubang. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi bersamaku ke lubang-lubang tersebut. Kami berikan anak pohon kurma kepada beliau dan diletakannya ke dalam lubang tersebut. Demi Dzat yang jiwa Salman berada di Tangan-Nya, tidak ada satu anak pohon kurma pun yang mati. Aku pelihara pohon-pohon kurma tersebut dan aku mempunyai sedikit harta. Tidak lama setelah itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dengan membawa emas sebesar telur ayam dari salah satu lokasi pertambangan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: ‘"Ambil emas ini dan bayarlah hutangmu dengannya!" Aku berkata: Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Bagaimana emas ini bisa menutupi hutangku? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: Ambillah emas ini karena Allah akan menutup hutangmu dengannya!" [2] Demi Dzat yang jiwa Salman berada di tangan-Nya, ternyata berat emas tersebut pas empat puluh ons. Kemudian aku bayar hutangku pada tuanku dengan emas tersebut. Setelah itu aku menjadi orang merdeka. Aku bisa ikut perang Khandaq bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai orang merdeka dan sesudah perang itu akan tidak pernah melewatkan satu peperanganpun [3].

KEZUHUDAN SALMAN ALFARISY

Abu Nu’aim mengeluarkan dari Athiyah bin Amir, dia berkata, "Aku pernah melihat Salman Al-Farisy radhiyallhu ‘anhu menolak makanan yang disuguhkan kepadanya, lalu dia berkata, "Tidak, tidak. Karena aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata: ‘Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia akan lebih lama laparnya di akhirat. Wahai Salman, dunia ini hanyalah penjara orang Mukmin dan surga orang kafir". [4]

PELAJARAN DARI KISAH SALMAN AL-FARISY

Diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Salman Al-Farisy adalah:

ﺀ Pada kisah Salman tersebut menunjukan bahwa yang namanya hidayah adalah urusannya Allah, Allah akan berikan kepada orang yang Dia kehendaki, sebagaimana Salman, beliau berniat ingin melaksakan perintah bapaknya untuk pergi bekerja ke ladang, sebagai salah satu wujud dari berbakti kepada bapaknya, namun di tengah perjalanan ia mendapati suatu kaum yang beribadah di dalam gereja, sehingga pada akhirnya ia mendapatkan hidayah dari Allah ‘azza wa jalla. Dan datangnya hidayah pada seseorang itu adakalanya dengan cara mencari dengan kesungguhan untuk mendapatkannya dan terkadang dengan tiba-tiba seseorang mendapatkan hidayah (tanpa dengan upaya untuk mencarinya), sekadar contoh masuk Islamnya Umar Ibnul Khoththob dengan tiba-tiba beliau masuk Islam.

Samahatusy Syaikh Abdul ‘Aziz Abdullah bin Bazz berkata dalam ta’liqat Kitab Fathul Majiid: "Hidayah diberikan kepada penerima petunjuk pada hatinya dengan mengubahnya dari kesesatan, kekufuran dan kefasikan, untuk menuju kepada petunjuk, keimanan, ketaatan dan meluruskannya pada jalan Allah dan mengokohkannya. Petunjuk ini khusus pada Allah Ta’ala, karena Dialah yang Maha Kuasa membolak-balikan hati dan mengubahnya serta menunjukan dan menyesatkan siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang dikehendaki Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk."

ﺀ Saudaraku –hadanallahu wa iyyakum- perhatikanlah perkataan bapak Salman: "Anakku tidak ada kebaikan pada agama-agama selain agama kita". Ini menunjukan bukti konkrit bahwa tidaklah ada suatu kelompok yang sesat sekalipun untuk mengaku jika ia berada dalam kesesatan, bahkan ia akan merasa di atas petunjuk dan kebenaran. Maka jangan kita tertipu! Kita adalah para pemuda yang sudah sampai pada jenjang-jenjang kedewasaan berfikir, maka konsentrasikan fikiran dan berupayalah untuk lebih jeli dan teliti dalam memilih dan memilah terhadap sesuatu perkara atau ketika kita akan membuat keputusan, dan ini peringatan bagi kita. Wallahul mustaan!

ﺀ Saudaraku seperjuangan –hayyakumullah- lihatlah sikap dan tindak tanduknya Salman ketika tiba di Syam, beliau langsung bertanya, siapakah pemeluk agama ini yang paling banyak ilmunya? Ini menunjukkan kecerdasan beliau, beliau benar-benar memahami akan pentingnya ilmu. Asy-Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr berkata: "Ilmu merupakan pokok pangkal segala kebaikan. Sedangkan kejahilan merupakan pokok pangkal segala kejelekan. Cinta kepada kezhaliman, permusuhan, melakukan kekejian dan melanggar larangan-larangan, sebabnya yang pertama adalah kejahilan serta rusaknya ilmu atau rusaknya niat. Dan rusaknya niat disebabkan karena rusaknya ilmu. Kejahilan dan rusaknya ilmu merupakan sebab pertama dalam kerusakan amal dan berkurangnya iman. [5]

Beliau juga menjelaskan: "Jahil tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah penyakit yang berbahaya dan membinasakan yang akan menggiring pemiliknya menuju kecelakaan dan adzab yang besar. Barangsiapa yang penyakit ini mengakar pada dirinya dan menguasainya, jangan engkau bertanya tentang kebinasaannya (yakni pasti akan binasa). Dia akan berkubang dalam kemaksiatan dan dosa, terjungkir balik dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lurus, pasrah dalam seruan syubhat dan syahwat. Kecuali bila dia dijemput oleh rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan siraman hati dan cahaya penglihatan. Itulah kunci kebaikan, yaitu ilmu yang bermanfaat yang akan membuahkan amal shalih. Sebab, tidak ada obat terhadap penyakit itu melainkan ilmu. Dan seseorang tidak akan terlepas dari penyakit ini melainkan bila Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepadanya ilmu yang bermanfaat dan memberikan bimbingan kepadanya. Barangsiapa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala menginginkan kebaikan kepadanya, Dia akan mengajarkannya ilmu yang bermanfaat dan memberikan kedalaman tentang agama serta memperlihatkan kepadanya segala yang akan menjadikan dia bahagia dan bergembira, kemudian dia keluar dari kubangan kejahilan. Dan kapan saja Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menginginkan kebaikan untuknya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menetapkan dia di atas kejahilan. Kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sajalah kita meminta agar Dia menyirami hati kita dengan ilmu dan iman, serta melindungi kita dari kejahilan dan permusuhan." [6]

Lihatlah apa yang menyebabkan bapaknya Salman menolak kebenaran dan bahkan tidak ridho kalau Salman mengikuti Agama Nabiullah Isa –‘alaihi salam-, ini menunjukan ketidak tahuannya terhadap kebenaran dan ia bodoh terhadap kebenaran, sungguh benar perkataan Ibnul Qayyim rahimahullahu: "Sebab tertolaknya kebenaran banyak sekali. Di antaranya adalah kejahilan, dan inilah sebab yang mendominasi pada kebanyakan orang. Karena barangsiapa jahil terhadap sesuatu niscaya dia akan menentangnya dan menentang pemeluknya." [7].

Al-Imam Ahmad rahimahullahu berkata: "Sesungguhnya seseorang melakukan penyelisihan karena sedikitnya pengetahuan mereka tentang segala apa yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam." [8]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: "Kebenaran banyak hilang di tengah orang-orang yang jahil lagi ummi (tidak pandai membaca dan menulis)." [9]

Saudaraku seperjuangan! -Semoga Allah menjaga kita- lihatlah apa yang diwasiatkan oleh para Uskup kepada Salman? Mereka semua memberikan wasiat untuk berkumpul dan berteman dengan orang-orang yang Sholih, dan telah kita maklumi bahwa seseorang itu tergantung agama temannya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam berkata: "(Agama) seseorang tergantung dari agama temannya, maka perhatikanlah kepada engkau temanmu." [10].

Ibnu Mas’ud berkata: "Nilailah seseorang itu dengan siapa ia berteman karena seorang Muslim akan mengikuti Muslim yang lain dan seorang fajir akan mengikuti orang fajir yang lainnya." [11] Dan ia juga berkata: "Seseorang itu akan berjalan dan berteman dengan orang yang dicintainya dan mempunyai sifat seperti dirinya." [12]. Beliau melanjutkan: "Nilailah seseorang itu dengan temannya sebab sesungguhnya seseorang tidak akan berteman kecuali dengan orang yang mengagumkannya (karena seperti dia)." [13].

Yahya bin Abi Katsir mengatakan, Nabi Sulaiman bin Daud Alaihis Salam bersabda: "Jangan menetapkan penilaian terhadap seseorang sampai kamu memperhatikan siapa yang menjadi temannya." [14]

Qatadah berkata: "Sesungguhnya kami, demi Allah belum pernah melihat seseorang menjadikan teman buat dirinya kecuali yang memang menyerupai dia maka bertemanlah dengan orang-orang yang shalih dari hamba-hamba Allah agar kamu digolongkan dengan mereka atau menjadi seperti mereka." [15].

BERPIKIRLAH SEJENAK!

Setelah kita mengetahui kisah Salman Al-Farisy, mari kita mencoba merenungi dan meresapi kisah tersebut, bukankah Salman Al-Farisy adalah seorang anak yang paling disayangi oleh bapaknya, namun karena panggilan kebenaran beliau –radhiyallahu ‘anhu- lebih memilih untuk hidup bersama Uskup, hingga penderitaan demi penderitaan, kepedihan demi kepedihan beliau rasakan, dan bahkan ketika beliau mencari kebenaran beliau mendapatkan resiko yang sangat besar, hingga akhirnya beliau pun menjadi budak yang diperjual belikan. Apakah dengan ujian dan hambatan yang beliau dapati mengakibatkan beliau loyo dan patah semangat? Demi Allah beliau adalah orang paling penyabar dan kokoh keimanannya. Mampukah kita seperti beliau? Sudikah kita meninggalkan perkara-perkara mubah atau bahkan perkara haram karena menyambut panggilan kebenaran?

Wahai saudaraku seperjuangan! Ingatlah perjuangan belum berakhir! Badai dan gelombang fitnah akan terus menghadai, maka dengan apa dan persiapan apa kita akan menghadapinya? Tidakkah kita mau berfikir dan mengambil pelajaran dari umat-umat yang telah mendahului kita?

Saudaraku ingatlah usia semakin hari semakin berkurang! Apakah setiap usia yang kita luput darinya terdapat simpanan kebaikan? Ataukah bahkan usia yang kita sia-siakan tersebut memberi pengaruh jelek kepada kita? Ingatlah waktu dan perjuangan belum berakhir! Kapan lagi kita untuk bersegera kepada ampunan Rabb kita, kalau bukan mulai sekarang. Wabillahit taufiq!

Semoga upaya yang kami lakukan ini ikhlas semata-mata karena mengharapkan wajah-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabiullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Keluarga dan para shahabatnya.

Footnote:
[1] Kisah dikeluarkan oleh Ibnu Ishaq, ia berkata bahwa Ashim Ibnu Umar bin Qatadah Al-Anshary berkata kepadaku dari Mahmud bin Labib dari Abdullah bin Abbas.
[2] Dalam suatu riwayat Salman berkata: Ketika aku berkata kepada: Wahai Rasulullah, bagaimana emas ini bisa menutupi hutangku? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memungut emas tersebut dan membolak-balikannya di depan mulut beliau. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: "Ambillah emas ini, hai Salman dan bayar hutangmu pada tuanmu dengan emas ini! Emas tersebut aku ambil, lalu aku bayar hutangku pada tuanku secara penuh, empat puluh ons.
[3] Lihat Sirah Nabawy karya Ibnu Hisyam.
[4] Lihat Al-Hilyah, 1/198, Bagian terakhir dari hadits di atas, "Dunia ini hanyalah penjara orang Mukmin", merupakan riwayat Muslim.
[5] Asbab Ziyadatil Iman hal. 62
[6] Asbab Ziyadatil Iman hal. 64
[7] Hidayatul Hayara fi Ajwibati Al-Yahudi wan Nashara hal. 18
[8] I’lamul Muwaqqi’in, 1/44
[9] Majmu’ Fatawa 25/129
[10] Hadits dari Abu Hurairah radhiyallhu ‘anhu, lihat As-Shahihah 927
[11] Al Ibanah 2/477 nomor 502 dan Syarhus Sunnah Al Baghawi 13/70
[12] Al Ibanah 2/476 nomor 499
[13] Al Ibanah 2/477 nomor 501
[14] Al Ibanah 2/480 nomor 514

Sumber: Darussalaf.or. id

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS