DIMANAKAH RINDUKU


Sejalan waktu yang kian lalu..
kugapai rindu,
kutunggu selalu… email yang kau janji dulu..
kadang kuharus berebut dengan sang waktu…
tatkala rindu tak terbendung; modemku juga enggan berkompromi
dengan diriku…
dimanakah dirimu..??
kugapai sepi … kunikmati dingin ini sendiri… bersama seonggok rindu
yang menghiburku dengan mimpi..
dimanakah kamu?
Komputer kasihku hiburkan diriku..lumatkan sepi ini dengan game..
kala rindu menggapai kugadaikan dia pada sang waktu..
modemku memberi sinyal tanda sudah tersambung; sayang… dirimu tak kunjung hadir .
pudar mapat jera… beralas kaki berselimut dingin..
beralas rindu…
diriku kering… diatas rindu yang membalutku..
dan bergelut dengan mimpi…
memberiku lebih berarti..
dimanakah dirimu kini…?
yang kutahu… teknologi telah mematahkan semangat merayakan tubuh

tapi menghantarkan roh-roh rindu lewat modem..
aku bahkan tak peduli engkau dimana…
yang penting memberiku segenggam air dan secangkir rindu
kureguk hening kumampatkan sepi…. Kunikmati lagi sang rindu…
memberi bara pada cinta kita..
engkau di antartika, diriku di katulistiwa…itu tak berarti kini..
asal modem dan komputerku menemaniku di sini bersama sang rindu..
dimanakah dirimu?
Aku tak peduli.
Dimanakah rindu?
Itu yang harus ada, agar cinta tetap terjaga

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

HIDUP ITU INDAH

Hidup itu indah

Jika Alloh Subhanahu Wa Ta'ala selalu di hati
Karena Alloh Subhanahu Wa Ta'ala...Membaguskan yang buruk Menyembuhkan yang sakit Melapangkan yang sempit Mengayakan yang miskin Meringankan yang berat Hingga hidup menjadi indah Seindah ciptaanNya..


Hidup itu perjuangan

Jika Alloh Subhanahu Wa Ta'ala selalu di hati
Karena Alloh...Maha Menatap Maha Mendengar Maha Tahu Hingga aku ta' bisa lari dari-Nya dengan menuruti hasratku..


Hidup itu tenang

Jika Alloh Subhanahu Wa Ta'ala selalu di hati Karena Alloh adalah Penenang Sejati Hingga galau, risau, dan juga gelisah lenyap Saat aku ingat cintaNya...

Hidupku adalah izinNya Sudah seharusnya aku berbakti padaNya Apapun yg DIA berikan Aneh kiranya cinta untukNya terbagi degan yg lain Sedangkan nikmatNya, cintaNya, untukku Tiada pernah terbagi Aneh juga kiranya jika hati menjadi risau dan galau Sedangkan petolonganNya begitu dekat..Aku harus tegarAku juga harus tegas Hingga Rasul S.A.W bangga melihatku berjalan dimuka bumi dengan tegar dan tegas ku Namun semuanya itu tidak berarti tanpa ada sebuah kesabaran Karena Alloh senantiasa bersama orang2 yang sabar .Sabar menghadapi segalanya Karena Alloh selalu dihati Hingga yakin Alloh Yang Maha Pengasih akan membantuku Andai Alloh sudah dihati Tiada masalah yang tidak dapat teratasi Alloh Maha Berkuasa DIA memungkinkan yang tidak dan tidak Memungkinkan yang mungkin Semua kejadian karena izinNya, kasih dan cinta-Nya Alloh Maha Baik dan DIA selalu memberi yg terbaik untukku Alloh Maha Indah dan DIA selalu memberi yg terindah untukku Cukup serahkan segala urusan padaNya Karena DIA Penentu Sejati Hingga aku tak mengenal risau, galau, apalagi gelisah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

DARI CATATAN SEORANG AKHWAT


Jika engkau semulia akhlak Rasulullah SAW… daku kan usaha seindah peribadi Khadijah.Ramai wanita mahu mengaku ‘First Lady’…Membawa maksud akan amat istimewanya dia disisi seseorang!Umpamanya seperti Michelle LaVaughn Robinson Obama, adalah wanita pertama keturunan Afrikana-Amerika yang pertama menjadi First Lady of United State.

Menjadi kebanggaan orang berkulit hitam yang bermastatutin di dunia Amerika mahupun jalur benua terperosok Afrika. Hadir menemani suami tercinta di persada politik rumah putih USA.Tapi bagi para muslimah, Michelle Obama bukanlah contoh terbaik untuk kita. Anda punya teladan yang lebih mulia lagi istimewa!‘First Lady Ummah’ yaitu Saidatina Khadijah Radhiallhu’anha!Beliau serta para isteri Rosulullah SAW yang lain, membawa peranan sebagai ‘Ummul Mukminin’. Istilah nama yang lebih mulia dari panggilan ‘First Lady’. Ummul Mukminin—Ibu segala orang Mukmin samada lelaki maupun wanita.Khadijah RAH bukan hanya istimewa di mata Rosullullah SAW yaitu suaminya yang tercinta tetapi bahkan seluruh ummah ini yaitu Umat Islam sejak dari zaman para sahabat hinggalah ke hari Akhirat.


Namanya akan senantiasa disebut-sebut dan dikenang sebagai contoh ikutan serta suri tauladan yang sepatutnya bagi para wanita muslimah yang bergelar isteri maupun ibu.Mahu meraih gelaran seperti Saidatina Khadijah?Istimewanya Khadijah bukan karena harta simpanannya yang berkarung banyaknya. Atau karena keturunan bangsawan yang dimilikinya, tetapi istimewanya adalah karena ‘khidmat cemerlangnya’ sebagai seorang isteri kepada lelaki paling mulia di dunia ini yaitu Rosulullah SAW!Amat jauh berbeda dengan wanita-wanita yang kononnya dewasa ini memegang gelaran sebagai ‘first lady’.. Jika kita tenung dan renung, mereka digelar ‘first lady’ hanya-sanya kerana menjadi isteri kepada seseorang yang berharta, berkuasa ataupun punya nama semata-mata!Sedangkan Rosulullah SAW?Lelaki mulia yang tidurnya pada pelepah kurma.

Berselimutkan kulit kambing yang apabila ditarik ke atas terbukalah kaki baginda dan bila ditarik ke bawah maka terlihatlah bagian atas badan Rosulullah SAW yang mulia… Betapa tidak berhartanya suami kepada Khadijah Radhiallahu ‘anha!Ibn Abbas menceritakan tentang Saidatina Khadijah. Diriwayatkan pada suatu hari Rosulullah SAW membuat garis di atas tanah, baginda pun kemudian bertanya kepada para sahabat: “Adakah kamu sekalian mengetahui mengenai ini?” Sahabat menjawab: “Alloh dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui.” Baginda pun bersabda: “Sebaik-baik wanita di dunia ini ada empat orang yaitu Maryam Binti Imran, Asiah puteri Muzahim (isteri Firaun), Khadijah Binti Khuwailid dan Fatimah Binti Muhammad.”Hadirnya sang khadijah sebagai pelengkap kepada ‘Bahtera Dakwah’ Rosulullah SAW.

Sepanjang hidup bersama Rasulullah, Siti Khadijah setia setiap masa menyertai baginda dalam setiap peristiwa suka dan duka. Setiap kali suaminya ke Gua Hira, beliau pasti menyiapkan semua bekalan dan keperluannya. Seandainya Rosulullah agak lama tidak pulang, beliau akan meninjau untuk memastikan keselamatan baginda.Sekiranya Baginda khusyuk bermunajat, beliau tinggal di rumah dengan sabar sehingga Rosulullah pulang.Apabila suaminya mengadu kesusahan serta berada dalam keadaan gelisah, beliau coba sedaya mungkin mententeram dan menghiburkannya sehingga suaminya benar-benar merasai ketenangan.

Setiap ancaman dan penganiayaan dihadapi bersama. Malah dalam sekecil-kecil perkara kegiatan peribadatan Rosulullah, Khadijah RAH pasti bersama dan membantu baginda seperti menyediakan air untuk mengambil wudhu’ sekalipun.Kecintaan Siti Khadijah bukanlah sekedar kecintaan ‘biasa’ kepada suami, sebaliknya jelas berlandaskan keyakinan ‘luar biasa’ terhadap keesaan serta janji Alloh SWT.Segala pengorbanan untuk suaminya adalah ikhlas untuk mencari keridhaan Alloh. Alloh Maha Adil dalam memberi rahmatNya. Setiap amalan yang dilaksanakan dengan penuh keikhlasan pasti mendapat ganjaran yang berkekalan. Di dunia pun Allah dah berikan ‘anugerah’ ummul mukminin dan Rodhiallahu ‘anha kepadanya…Saidatina Aisyah pernah menceritakan betapa cemburunya beliau kepada Saidatina Khadijah.


Direkodkan dalam sebuah hadist yang panjang di bawah ini:“Belum pernah aku cemburu terhadap isteri-isteri Rosulullah SAW sebagaimana cemburunya aku kepada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya. Tetapi Rosulullah SAW selalu menyebut-nyebut namanya, bahkan adakalanya menyembelih kambing dan diberikannya kepada sahabat-sahabat Khadijah.Pernah aku berkata, “Bukankah Khadijah itu seorang wanita tua? Bukankah Allah sudah memberikan kepadamu pengganti, isteri yang lebih muda dan baik daripadanya?”.Lalu Rosulullah SAW menyebut,Tidak! Demi Allah ! Dia (Alloh) tidak memberikan seorang pengganti yang lebih baik daripadanya. Dia (Khadijah) telah beriman kepadaku pada saat orang-orang mengingkariku. Dia membenarkan ajaran yang aku bawa di saat orang-orang mendustakanku.

Khadijah membantuku dengan menginfakkan segenap hartanya ketika orang-orang menahan hartanya dariku dan Allah mengaruniakanku beberapa orang zuriat dari rahimnya yang tidak diberikan oleh isteri-isteri yang lain”—Hadis Riwayat Imam Ahmad, Sila rujuk Al-Isti’ab karya Ibnu Abdil Ba’ar... Waallohu A'lam bhisowaab..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KEJUJURAN ITU MEMBAWA KEBAJIKAN


Jujur adalah sebuah ungkapan yang acap kali kita dengar dan menjadi pembicaraan. Akan tetapi bisa jadi pembicaraan tersebut hanya mencakup sisi luarnya saja dan belum menyentuh pembahasan inti dari makna jujur itu sendiri. Apalagi perkara kejujuran merupakan perkara yang berkaitan dengan banyak masalah keislaman, baik itu akidah, akhlak ataupun muamalah, di mana yang terakhir ini memiliki banyak cabang, seperti perkara jual-beli, utang-piutang, sumpah, dan sebagainya.

Jujur merupakan sifat yang terpuji. Allah menyanjung orang-orang yang mempunyai sifat jujur dan menjanjikan balasan yang berlimpah untuk mereka. Termasuk dalam jujur adalah : jujur kepada Allah, jujur dengan sesama, dan jujur kepada diri sendiri.

 Sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang shahih bahwa Nabi SAW bersabda :

“Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur. Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta.”

Definisi Jujur

Jujur bermakna keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta.

Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya.

Seorang yang berbuat riya’ tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur, karena dia telah menampakkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyikan (di dalam batinnya). Demikian juga seorang munafik tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur, karena dia menampakkan dirinya sebagai seorang yang bertauhid, padahal sebaliknya.

Hal yang sama berlaku juga pada pelaku bid’ah. Secara lahiriah tampak sebagai seorang pengikut Nabi, tetapi hakikatnya dia menyelisihi beliau. Yang jelas, kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan lawannya, dusta, merupakan sifat orang yang munafik.

Azasnya Iman adalah kejujuran (kebenaran), dan azasnya Nifaq adalah kedustaan.

Maka tidak akan pernah bertemu antara kedustaan dan keimanan, melainkan akan saling bertentangan satu sama lain. Allah mengabarkan bahwa tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang mampu menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).

 “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka.” (QS. al-Maidah : 119)

 “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. az-Zumar : 33)


Keutamaan Jujur

Nabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur karena kejujuran merupakan mukadimah akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada akhlak tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi : “Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebajikan.”


Kebajikan adalah segala sesuatu yang meliputi makna kebaikan, ketaatan kepada Allah, dan berbuat bajik kepada sesama.

Sifat jujur merupakan alamat keislaman, timbangan keimanan, dasar agama, dan juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Baginya kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala keburukan.


Rasulullah SAW bersabda :

“Penjual dan pembeli diberi kesempatan berfikir selagi mereka belum berpisah. Seandainya mereka jujur serta membuat penjelasan mengenai barang yang diperjualbelikan, mereka akan mendapat berkah dalam jual beli mereka. Sebaliknya, jika mereka menipu dan merahasiakan mengenai apa-apa yang harus diterangkan tentang barang yang diperjualbelikan, maka akan terhapus keberkahannya.”


Dalam kehidupan sehari-hari, dan ini merupakan bukti yang nyata, kita dapati seorang yang jujur dalam bermuamalah dengan orang lain, rezekinya lancar-lancar saja, orang lain berlomba-lomba datang untuk bermuamalah dengannya, karena merasa tenang bersamanya, dan ikut mendapatkan kemulian dan nama yang baik. Dengan begitu, sempurnalah baginya kebahagian dunia dan akherat.


Tidaklah kita dapati seorang yang jujur, melainkan orang lain senang dengannya. Baik teman maupun lawan, akan merasa tentram dengannya. Berbeda dengan pendusta. Temannya sendiripun tidak merasa aman, apalagi musuh atau lawannya. Alangkah indahnya ucapan seorang yang jujur, dan alangkah buruknya perkataan seorang pendusta.


Orang yang jujur diberi amanah baik berupa harta, hak-hak, dan juga rahasia-rahasia. Kalau kemudian melakukan kesalahan atau kekeliruan, kejujurannya, dengan izin Allah akan dapat menyelamatkannya. Sementara pendusta, sebiji sawipun tidak akan dipercaya.


Kesaksiaannya merupakan kebenaran, hukumnya adil, muamalahnya mendatangkan manfaat, majlisnya memberikan barakah, karena jauh dari riya’ mencari nama.

Tidak berharap dengan perbuatannya melainkan kepada Allah, baik dalam salatnya, zakatnya, puasanya, hajinya, diamnya, dan pembicaraannya semuanya hanya untuk Allah semata, tidak menghendaki dengan kebaikannya tipu daya ataupun khiyanat.

Tidak menuntut balasan ataupun rasa terima kasih, kecuali kepada Allah.

Menyampaikan kebenaran walaupun pahit, dan tidak mempedulikan celaan para pencela dalam kejujurannya.

Dan tidaklah seseorang bergaul dengannya, melainkan merasa aman dan percaya pada dirinya, terhadap hartanya, dan keluarganya.

Maka dia adalah penjaga amanah bagi orang yang masih hidup, pemegang wasiat bagi orang yang sudah meninggal, dan sebagai pemelihara harta simpanan yang akan ditunaikan kepada orang yang berhak.


“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. at-Taubah : 119)


“Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar.” (QS. al-Maidah : 119)

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya).” (QS. al-Ahzab : 23)

“Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad : 21)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MENYIAPKAN DIRI UNTUK MATI BAG:2


Ibrahim bin Adham ketika ditanya orang mengenai firman Alloh SWT yang artinya:Mohonlah kepada-Ku,niscaya Aku (Alloh)akan memperkenankan permohonanmu"(Q.S. Al-Mukmin:60) Mereka berkata Kami telah memohon kepada-Nya tetapi Dia tidak memperkenankan permonan kami itu. Jawabnya Ibrahim bin Adham ( sekaligus untuk memberikan nasehat tentang orang yang sedang lalai terlena dalam menghadapi kematian ): sebab hati kamu semua telah mati yang dikarenakan sepuluh hal ( perkara )

Pertama : Kamu semua mengetahui dan mempercayai ( adanya ) Alloh,tetapi kamu tidak mau menunaikan hak-hak-Nya.

Kedua : Kamu membaca Al-Qur'an,tetapi kamu tidak mengamalkan isi kandungannya.

Ketiga : Kamu telah mengatakan memusuhi setan,tetapi pada kenyataanya kamu menjadikan ia sebagai teman yang sejati.

Keempat : Kamu menyatakan cinta kepada Rasululloh tetapi kamu tidak mau mengikuti jejak-jejaknya...

Kelima : Kamu senang kalau masuk syurga,tetapi kamu tidak beramal untuknya..

Keenam : Kamu takut neraka , tetapi kamu tidak mau berhenti berbuat dosa dan maksiat yang dapat menyeret kita kedalamnya.

Ketujuh. : Kamu mengatakan bahwa kematian itu pasti terjadi dan menemui kita\kamu,tetapi kamu tidak bersiap-siap diri untu menyambutnya.

Kedelapan : Kamu telah sibuk melihat kekurangan-kekurangan ( cela ) diri orang lain,sementara itu aib (kekurangan-kekurangan )yang ada pada dirimu kamu lupakan\abaikan.

Kesembilan : Kamu telah menikmati rezeki Alloh,tetapi kamu tidak pandai bersyukur kepada-Nya.

Kesepuluh : Kamu telah menguburkan mayat-mayat saudara kamu,tetapi kamu tidak mau menjadikan sebagai pelajaran\nasehat.

Maka bagi orang-orang yang sadar dan insyaf bahwa mati adalah merupakan berakhirnya dalam berkarya di dunia ini dan sebagai tempat pergumulannya,tanah sebagai tempat tidurnya,cacing tanah sebagai temannya,Munkar Nakir sebagai penanyanya,amalannya sebagai tempat duduknya,kuburannya sebagai kediamannya,alam barzakh sebagai penginapannya,kiamat menjadi hari yang dijanjikannya,syurga dan neraka sebagai tempat persinggahannya,niscaya ia tidak akan lengah terpesona dengan gemerlapnya dunia serta isinya ini untuk menghadapi kematian serta segala kejadian sesudahnya,dan niscaya pula ia akan sadar sekalipun ia tinggal di gedung-gedung yang tinggi,istana-istana yang megah,namun pada suatu saat mau tidakk mau harus bertempat tinggal dalam tanah galian kubur, Kesadarannya itu mereka gunakan untuk mengumpulkan amal-amal Sholeh,amalan-amalan yang dapat mengantarkan ke dalam Syurga,amalan-amalan yang mendatangkan keridaan Alloh Subhanahu wa Ta'ala.. Demikianlah Waallhu A'lamu bish Shawaab... Tamat

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MENYIAPKAN DIRI UNTUK MATI BAG:1


Sahabatku ? Karena kematian itu adalah suatu peristiwa besar,kejadian dahsyat dan pasti akan mendatangi Rumah-Rumah kita ( bertamu ) pada saat dan waktu apa saja tanpa di tentukan sebelumnya kedatangannya.

Oleh karena itu sebelum kita ketamuan yang namanya mati ini, maka marilah kita sambut dan kita bersiap-siap diri untuk menghadapinya dengan mengumpulkan perbekalan yang secukupnya untuk meninggalkan dunia seisinya ini,agar supaya tetap dijalan Alloh SWT.Karena kematian merupakan penutup dari semua kejadian-kejadian di dunia.

Maka orang yang berpandangan jauh kedepan adalah yang dapat memikirkan kesudahan yang terjadi nanti.
Sedangkan orang yang Bodoh adalah orang-orang yang telah menutup matanya dari melihat kesudahan-kesudahan yang akan datang,serta dilengahkan oleh kesenangan-kesenangan dan kelalean-kelalean,sehingga ia tidak dapat mengingat atau memperhatikan kematiannya.

Dan kalaupun ia mengingatnya,tetapi ia tidak mengingatnya dengan hati yang lapang , namun perasaan yang dibius oleh Nafsu syahwat dan kelezatan duniawi saja. Sebagaian Ulama berkata yang berhubungan dengan kematian ini : Barang siapa yang banyak mengingat mati,niscaya ia akan mengutamakan tiga perkara yaitu :
1 ). Segera melakukan bertaubat.
2 ).Berhati tenang, dan
.3 ).Giat dalam menjalankan Ibadah. Dan sebaliknya barangsiapa yang melupakan\melengahkan kematian maka ia akan menderita tiga perkara, yaitu :
1 ) Menunda-nunda untuk bertaubat.
2 ) Tidak rela untuk hidup sederhana,dan
3) malas untuk mengerjakan Ibadah.

Kematian adalah suatu musibah yang sangat besar dan hebat serta penderitaan yang Maha hebat. Akan justru lebih hebat lagi dari semua tadi adalah sikap melalaikan dan melengahkan serta menutup diri dari ( untuk ) mengingat mati,tidak mau merenungkan persoalan kematian dan apa yang ada hubungan dengannya serta beramal untuk menyongnsong datangnya kematian. Memang kematian adalah merupakan suatu pelajaran bagi orang-orang yang menyadari dan memikirkannya.

Hamid Al-Qaishary berkata dalam kitab ringkasan Manhajul Qashidien:" kami semua mempercayai ( akan datanya ) Kematian tetapi kami tidak melihat orang yang menyiapkan diri ( untuk menyongsong kedatangannya ) Kami semua mempercayai Syurga,tetapi kami tidak melihat orang yang beramal untuk memasuki syurga ( amalan-amalan yang dapat menuntun ke syurga ) Karena itu bagaimana kamu bisa dan apa yang kamu semua nanti-nantikan ? Kematianlah yang pertama-tama akan datang menemuimu semua dengan izin ( perintah ) Alloh Subhanallohu Wa Ta'ala dalam keadaan baik atau jahat. Karena itu, mari kita semua berjalan menuju Tuhanmu dengan cara yang Baik." Tube Continue.. Ke bag..2

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

REALISASI KEJUJURAN DAN KEIKHLASAN


Macam-Macam KejujuranJujur dalam niat dan kehendak. Ini kembali kepada keikhlasan. Kalau suatu amal tercampuri dengan kepentingan dunia, maka akan merusakkan kejujuran niat, dan pelakunya bisa dikatakan sebagai pendusta, sebagaimana kisah tiga orang yang dihadapkan kepada Allah, yaitu seorang mujahid, seorang qari’, dan seorang dermawan.

Allah menilai ketiganya telah berdusta, bukan pada perbuatan mereka tetapi pada niat dan maksud mereka.Jujur dalam ucapan.Wajib bagi seorang hamba menjaga lisannya, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang di antara macam-macam kejujuran.Jujur dalam tekad dan memenuhi janji.

Contohnya seperti ucapan seseorang, “Jikalau Allah memberikan kepadaku harta, aku akan membelanjakan semuanya di jalan Allah.”Maka yang seperti ini adalah tekad. Terkadang benar, tetapi adakalanya juga ragu-ragu atau dusta.“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur.

Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu, dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya).” (QS. al-Ahzab : 23)“Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah, ‘Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.’

Maka, setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).” (QS. at-Taubah : 75-76Jujur dalam perbuatan.Yaitu seimbang antara lahiriah dan batin, hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dengan amal batin.Jujur dalam kedudukan agama.



Ini adalah kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana jujur dalam rasa takut dan pengharapan, dalam rasa cinta dan tawakkal. Perkara-perkara ini mempunyai landasan yang kuat, dan akan tampak kalau dipahami hakikat dan tujuannya. Kalau seseorang menjadi sempurna dengan kejujurannya maka akan dikatakan orang ini adalah benar dan jujur.“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.”(QS. al-Hujurat : 15)

Realisasi perkara-perkara ini membutuhkan kerja keras. Tidak mungkin seseorang manggapai kedudukan ini hingga dia memahami hakikatnya secara sempurna. Setiap kedudukan (kondisi) mempunyai keadaannya sendiri-sendiri. Ada kalanya lemah, ada kalanya pula menjadi kuat. Pada waktu kuat, maka dikatakan sebagai seorang yang jujur. Dan jujur pada setiap kedudukan (kondisi) sangatlah berat.

Terkadang pada kondisi tertentu dia jujur, tetapi di tempat lainnya sebaliknya. Salah satu tanda kejujuran adalah menyembunyikan ketaatan dan kesusahan, dan tidak senang orang lain mengetahuinya.Orang yang selalu berbuat kebenaran dan kejujuran, niscaya ucapan, perbuatan, dan keadaannya selalu menunjukkan hal tersebut.

Allah telah memerintahkan Nabi untuk memohon kepada-Nya agar menjadikan setiap langkahnya berada di atas kebenaran.“Dan katakanlah (wahai Muhammad), ‘Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang menolong.” (QS. al-Isra’ : 80)


“Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian.” (QS. asy-Syu’ara’ : 84)Hakikat kejujuran dalam hal ini adalah hak yang telah tertetapkan, dan terhubung kepada Allah.
Ia akan sampai kepada-Nya, sehingga balasannya akan didapatkan di dunia dan akhirat. Allah telah menjelaskan tentang orang-orang yang berbuat kebajikan, dan memuji mereka atas apa yang telah diperbuat, baik berupa keimanan, sedekah ataupun kesabaran. Bahwa mereka itu adalah orang-orang jujur dan benar.
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintai kepada karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila dia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.

Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Baqarah : 177)Di sini dijelaskan dengan terang bahwa kebenaran itu tampak dalam amal lahiriah, dan ini merupakan kedudukan dalam Islam dan Iman.

Kejujuran serta keikhlasan keduanya merupakan realisasi dari keislaman dan keimanan.Orang yang menampakkan keislaman pada dhahir (penampilannya) terbagi menjadi dua :MUKMIN (orang yang beriman) dan MUNAFIK (orang munafik).Yang membedakan diantara keduanya adalah kejujuran dan kebenaran atas keyakinannya.“(Juga) bagi para fuqara yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.”(QS. al-Hasyr : 8)

“Kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.”(QS. Ali Imran : 61)Rasulullah SAW bersabda :“Tanda-tanda orang munafik ada tiga perkara, yaitu apabila berbicara dia dusta, apabila berjanji dia ingkar, dan apabila diberi amanah dia khianat”.

Kedustaan akan mengantarkan kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan akan menjerumuskan ke dalam neraka. Bahaya kedustaan sangatlah besar, dan siksa yang diakibatkannya amatlah dahsyat.Maka wajib bagi kita untuk selalu jujur dalam ucapan, perbuatan, dan muamalah kita.
Dengan demikian jika kita senantiasa menjauhi kedustaan, niscaya kita akan mendapatkan pahala sebagai orang-orang yang jujur dan selamat dari siksa para pendusta.“Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya?

Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir? Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik, agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. az-Zumar : 32-35) Waallohu A'lam...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS