Kisah Itik dan Kura-Kura


Ada dua ekor itik dan seekor kura-kura yang bersahabat baik tinggal di suatu area yang semakin kering karena kemarau panjang. Binatang-binatang yang tinggal di situ telah lama meninggalkan tempat tersebut karena semakin hari semakin sulit untuk mendapatkan makanan dan minuman. Semua kolam kering dan tanaman semakin kekuningan dimamah sinar mentari yang panas membara.

Karena kondisi semakin mendesak, maka dua ekor itik itupun telah berpakat dan memutuskan untuk pindah ke area yang lebih lembab dan berair. Kura-kura merasa risau karena sahabat baiknya ingin meninggalkan tempat tersebut. Dengan keadaannya yang bergerak lambat dan tidak dapat terbang seperti mereka, agak mustahil untuk dirinya mengikuti jejak mereka. Maka dia pun berkata kepada kedua ekor itik tersebut.

"Kalian ingin pindah, nanti aku akan mati kekeringan di sini. Aku tidak bisa terbang mengikutimu mencari tempat yang lebih baik."
"Hmmm .. benar juga kata kamu Si Kura-Kura. Owh, tidak mengapa jika kamu ingin, kami dapat membantu kamu untuk sama-sama pindah," ujar salah seekor bebek tersebut setelah berpikir sejenak.


"Bagaimana?" balas kura-kura kembali.

"Kami berdua akan menggigit sebatang kayu dan kamu juga harus menggigit kayu itu untuk sampai ke tujuan kita dengan selamat. Bagaimana, kamu setuju?" Soal itik.

"Owh, kalau begitu aku setuju," kura-kura memberi persetujuan tanpa berbelah bagi.

Maka terbanglah kedua ekor itik itu mencari tempat tinggal baru bersama kura-kura. Tiba-tiba sedang dalam suatu area, ada beberapa orang anak nakal yang mengejek kura-kura.

"Hei kura-kura! Ada hati mau terbang tinggi. Engkau itu sudah memang alamiahnya tidak bisa terbang, berani benar terbang tinggi macam itik."

Kura-kura merasa geram dan marah dengan ejekan tersebut, tetapi dia masih tidak berkata apa-apa karena dia tahu jika dia membuka mulut pasti dia akan terjatuh.

Kedua bebek tersebut terus terbang meninggalkan mereka

"Kura-kura, kami kagum dengan semangat yang ditampilkan oleh kamu. Meskipun kamu tidak dapat terbang, tetapi kamu berusaha dengan gigih dan ingin ditolong oleh sahabat-sahabat mu," jerit mereka ke kura-kura.

Disebabkan terbuai dengan pujian anak-anak tersebut, maka kura-kura pun membuka mulutnya untuk menjawab pujian itu.
'ALHAMDULILLAH, aku ingin pergi ke tempat yang lebih baik dan berair bersama itik-itik "
Sebelum sempat menghabiskan kata-katanya, maka jatuhlah kura-kura itu ke atas tanah dan tercerai berailah badannya.

Begitulah berakhirnya kisah Bebek dan Kura-Kura. Bila dicaci, dihina, kura-kura begitu kuat tetapi kura-kura yang dulu bersemangat kental akhirnya mati menyembah bumi karena sedikit pujian.
***
Begitu juga dengan kita, kita akan kuat bila dihina dan diberi berbagai cobaan tetapi kita mudah terbuai dengan puji-pujian.

Dalam kehidupan ini,  janganlah kita  cepat lemah dengan cacian, dan cepat riak dengan hanya sedikit pujian. Sebaliknya bersyukur dan jadikan setiap cacian, umpatan dan fitnah tersebut sebagai sumber kekuatan kita untuk terus berhasil. Dan jika kita dipuji, janganlah pula merasa terlalu bangga. Sebaliknya kembalikanlah segala pujian tersebut kepada-Nya, kerana tanpa keizinan-Nya tidak mungkin kita mampu memiliki apa yang kita usahakan.

Awal pujian adalah lembah kehinaan. Janganlah kita mudah terbuai dengan pujian yang diberikan, kelak kita yang akan binasa.


---------------------
- Artikel iluvislam.com -

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar